Goal of Love (ONESHOOT) like please
By: Yanz
Rate: T
“Bagaimana kamu ini? Dari tadi gawangnya masuk terus kenapa
tidak ditangkap dengan benar! Kau benar-benar tidak peka dengan arah bola,
sebaiknya lepaskan kaosmu!” omel pelatih. Aku menunduk dalam.
Namaku Cloud, siswa baru di SMA. Begitu masuk SMA aku begitu
ingin bergabung dengan ekskul sepak bola terutama menjadi seorang keeper, itu
ambisiku. Tapi seperti yang dikatakan pelatih, aku tidak peka dengan arah bola,
entah mengapa tangkapanku selalu meleset padahal aku selalu kagum melihat
penjaga gawang di TV biasanya dan posisi sekarang ini lah yang aku idamkan,
tapi kenyataan pahit harus kuteguk di hari pertama latihan.
“Berikan dia kesempatan pak,” kata seorang pemuda yang
mengenakan kaos bernomer 10 sambil merangkul pundakku. Dia menatapku dengan
menunduk karena aku lebih kecil, “Dia punya bakat, hanya belum terasah,”
bujuknya sambil tersenyum. Namanya adalah David, dia kakak kelas sekaligus
kapten sepak bola yang memiliki tubuh proporsional, kulit kecoklatan, wajah
tampan dan sangat mempesona dengan senyuman manisnya.
Pelatih menarik nafas panjang, “Cloud, istirahat dulu. Erik
gantikan Cloud!” kata pelatih.
Muncullah seorang pemuda yag sebaya dengan David, namanya
Erik. Pemuda tampan berkulit putih namun memancarkan keangkuhan dari balik
wajahnya, “Minggir lo, Clown!” bentaknya.
“Nama gue Cloud!” teriakku emosi.
“Mendingan Clown, kan artinya badut… cocok buat lo yang kaya
badut haha” katanya dengan senyuman angkuh. Aku geram namun David menahanku.
Aku duduk di pinggir lapangan sendirian, kenapa aku harus
melakukan ini? Haah sepertinya aku tidak dianggap. Apa karena tubuhku yang
kecil untuk ukuran cowok makanya mereka meragukanku? Ayolah… aku hanya belum
tumbuh matang. Aku tidak mau diam, aku pun bangkit dan bergabung dengan mereka
yang sedang berlari untuk melatih daya tahan.
Terlihat David memperhatikanku dan tersenyum lebar, aku
bertambah semangat dan mempercepat tempo berlariku. Selesai berlari David
menghampiriku, “Kaki kecil, larimu begitu lincah..” katanya sambil mengusap
rambutku. Aku tersipu malu karena dia.
“Itu tidak seberapa hehe…” kataku sambil menggaruk kepala.
“Lebih baik kau coba menendang bola?” tanyanya.
Aku berpikir sejenak, “Ahaha… aku lebih berminat menjadi
penjaga gawang kak..”
Datanglah Erik dengan wajah meremehkan, “Bisa apa lo Clown?
Lo gak lebih dari seorang loser haha… gak pantes lo gabung sama Tim Bola.”
Aku tidak bisa menahan diri, aku datangi dia, menarik
kerahnya dan berjinjit agar sejajar. Dia tertawa gelak dan membalik keadaan
dengan kondisiku yang terjepit di keteknya, “Lo… lo tuh payah bocah!” katanya
yang kemudian berlalu.
Latihan sore itu berakhir, kami semua pergi ke kamar ganti
namun sebelumnya aku pergi ke loker untuk mengambil baju ganti. Aku terkejut ketika
melihat sepucuk surat di dalam lokerku yang bunyinya…
Aku tau kamu berbakat
Kau harus semangat
Buktikan kalau kamu bukan pecundang
Aku tersenyum lebar, “Kak David…” desisku pelan sambil
menatap surat yang ada dalam genggamanku. Warna surat itu biru, baunya…. Bau
cowok! Ya pengirim surat ini cowok, baunya manly. Aku cengar-cengir sendiri
karena ternyata Kak David bisa seperduli ini denganku. Ini memang surat kaleng,
tapi aku yakin kalau pengirim surat ini David.
“Chiee masih baru sudah dapat surat dari penggemar…” ejek
kakak-kakak kelas yang baru lewat, mereka ada 4 orang.
“Bu-bukan!” elakku. Tapi surat itu malah dirampas dan mereka
tertawa membacanya.
“Semangat ya dede, dapat penggemar rahasia harus tambah
semangat!” kata mereka kemudian mengembalikan suratku dan berlalu.
Hari ini sungguh melelahkan mungkin karena hasilnya tidak
memuaskan. Tapi aku tidak boleh down, mungkin ini latihan mental yang pernah
dirasakan semua orang. Jalanan pun terasa panjang karena hal ini, menyebalkan.
Kutendang kaleng minuman yang ada di depanku sehingga melayang cukup jauh
namun…
PRAANG
Kaleng itu masuk tepat ke dalam bak sampah yang cukup jauh,
aku terkejut. Kebetulankah? Atau memang ketepatan tendanganku memang bagus? Aku
pun kembali mencari sesuatu untuk ditendang yaitu kotak susu, aku kembali
menendang dengan awesome-nya dan ternyata kembali masuk. Aku tersenyum lebar,
mungkin tuhan tidak menakdirkanku sebagai keeper melainkan sebagai stiker!
Aku berlari dengan semangat dan sangat tidak sabar untuk
hari esok dan memamerkan peruntunganku ini.
-0-0-0-
Seperti biasa, disore hari yang terik aku dan teman-temanku
yang memiliki hobi yang sama sedang berlatih di lapangan sekolah, aku mencoba
meyakinkan pelatih kalau aku memiliki kemampuan menendang yang tepat dan sekarang
pelatih menantangku. Erik berdiri kokoh di depanku, menjaga gawang
kesayangannya sedangkan aku bersiap menendang. Erik adalah penjaga gawang yang
terkenal sangat lincah dan sulit dijebol gawangnya, berkat dia sekolah tidak
pernah kalah jika bertanding dengan sekolah lain.
Aku menarik nafas panjang, “Cepetan woi, banyak gaya lo,”
teriak Erik yang tidak sabar melihatku mematung di depannya. Aku menendang
dengan keras dan ternyata…
HUP!
Tendanganku yang sangatlah bagus tadi ternyata masih
berhasil di hadang Erik, aku mengerutkan kening, “Segitu doang kemampuan lo?
Payah…” ejek Erik. Pelatih geleng-geleng dan meninggalkanku.
“SEKALI LAGI! Beri aku kesempatan sekali lagi…” kataku
dengan lantang.
“Lo pikir kalau dalam pertandingan yang sesungguhnya orang
mau kasih lo kesempatan? Gak! Tapi… gue kasih lo 2 kesempatan lagi, sekali saja
lo bisa jebolin gawang gue, standing applause buat lo.”
Aku tersenyum mantab mendengar perkataan Erik dan kembali
menendang. Sayangnya, tendanganku yang sangatlah sempurna itu masih bisa
diterjang Erik. Keringat bergulir di keningku, kesempatanku sisa satu, kalau
aku gagal maka aku pecundang selamanya di mata semua orang. Aku memejamkan
mata.
“SEMANGAT CLOUD! KAMU PASTI BISA!” teriak sebuah suara yang
rasanya aku kenal, aku memalingkan wajah ternyata David, dia tersenyum lebar
dan mengacungkan jempolnya untukku. Aku jadi bersemangat dan menendang sekuat
tenaga…
Dan ternyata gol!!! Sangat tipis memang, antara melebar
kesamping dan sempat tersentuh tangan Erik namun bola itu berhasil menjebol
gawang dengan susah payah. Aku dan beberapa senior yang lain berjingkak girang,
mereka mendatangiku dan memelukku sambil mengacak-acak rambutku, “Hebat kau
dek, bisa menaklukkan Erik,” kata David. Aku tersenyum terharu.
Erik berjalan mendekatiku dengan langkah berat, dia
tersenyum sinis namun akhirnya bertepuk tangan di hadapanku. Tentu aku bangga,
orang sesongong dia akhirnya mau mengakui kemampuanku.
Latihan hari ini sungguh menyenangkan, di hari kedua aku
bisa membaur dan bercengkrama dengan teman baru maupun para seniorku, keringat
yang berkucuran hari ini tidak sia-sia, ditambah senyuman bangga pelatih dan
David membuatku sangat bersemangat.
Selesai latihan aku kembali berlari ke loker, aku yakin
surat itu pasti kembali datang. Dan benar saja, ada surat lagi.
Cahaya bintang itu menyinari sosokmu
Kaki mungil itu akan berkembang dan memamerkan kemampuannya
Aku tau kamu bisa, Cloud.
Berjuanglah sampai akhir
Itu isi dari surat pendek yang kudapati setiap hari, aku
mencium aroma surat itu dan memeluknya, pikiranku kembali melayang, saat aku
memejamkan mata aku membayangkan David yang sedang kupeluk dengan erat.
“Dek, kamu kenapa senyum-senyum sendiri?” suara David! Aku
langsung membuka mata dan pipiku bersemu saat menemukan sosok yang kubayangkan
ternyata ada di hadapanku dan dengan cepat surat tadi aku sembunyikan ke
belakang, “Aa-anu, gapapa kak. Umm kakak mau pulang?” tanyaku gugup.
Dia tersenyum manis, memamerkan selung pipitnya, “Iya dek,
mau bareng? Ganti dulu bajunya.”
“Ahhahaha… gak perlu kak, rumahku ada di depan gang ini.
Kakak duluan saja, aku mau ganti pakaian,” kataku sambil menyunggingkan
senyuman paling manis.
“Yaudah, kakak duluan ya dek..” katanya sambil melambaikan
tangan. Aku membalas lambaiannya.
Aku berlari ke kamar ganti sambil tersenyum-senyum
menghayalkan wajah manis David dengan lengkungan manis di bibir ranumnya, kapan
bibir manis itu bisa kukecup? Hah… kuharap secepatnya aku bisa memergoki
pengirim surat ini dan meresmikan hubungan kami haha.
Aku terpaku di depan pintu saat melihat pemandangan yang ada
di depanku. Erik seorang diri dalam ruang ganti, membuka baju dan celananya,
menyisakan CD-nya. Aku menelan air liur saat melihat lekuk tubuhnya yang begitu
indah bagaikan ukiran patung seni dari seniman berbakat. Perutnya yang langsing
namun dihiasi otot-otot yang mulai berkembang, nipplenya yang kemerahan,
lengannya begitu kokoh dan otot pahanya itu… ahh… aku benar-benar tidak tahan,
apalagi melihat penisnya yang tercetak jelas di balik CD-nya membuatku merinding
membayangkan benda itu tanpa kain yang membungkusnya.
“Hei ngapain lo di depan? Tutup pintunya!” katanya ketus
seperti biasa. Dia hanya menatapku santai dan mengelap tubuhnya dengan handuk.
Aku menelan air liurku, menutup pintu dan memberanikan diri
melangkah. Susahnya jadi gay, aku harus gugup saat berganti pakaian bersama
seperti sekarang.
Aku membelakanginya, perlahan membuka pakaianku. Apakah dia
memperhatikanku? Ah… aku tidak berani berbalik. Dengan cepat aku memakai
pakaian untuk segera lepas dari perasaan gelisah seperti sekarang.
Plak!
Aku langsung berbalik karena terkejut merasa ada yang
menepuk pundakku, “Napa lo kaget gitu?” tanya Erik dengan tatapan tanpa
ekspresi.
Aku menatapnya ragu-ragu, “Aku hanya terkejut,” jawabku
singkat. Dia meraih tanganku dan meletakkan sesuatu di tanganku.
“Lo jaga kalung ini baik-baik, ini jimat keberuntungan gue
selama main bola. Awas kalau hilang,” katanya nunjuk-nujuk wajahku kemudian
berjalan menjauh.
Aku bingung dan mengerjab-kerjabkan mata tidak percaya. Aku
berlari menyusulnya, “Ini maksudnya apa?” tanyaku sambil menatap kalung bertali
hitam dengan batu bintang.
Dia memegang kepalaku yang lebih pendek darinya, “Gak usah
banyak tanya. Itu benda keberuntungan makanya lo harus simpan biar peruntungan
gue menjangkit ke lo,” katanya sambil berlalu.
Aku mengerutkan kening kemudian melempar kalung itu hingga
tepat mengenai kepalanya, “Aku tidak perlu itu! Aku bisa beruntung tanpa benda
seperti itu.”
Dia berbalik, menunduk namun aku bisa malihat senyum sinisnya.
Dia berjalan ke arahku kemudian mendorongku ke dinding dan mengunciku dengan 2
tangan kokohnya…
Kawanan burung berteriak nyaring sore itu, terdengar cukup
jelas dalam kesunyian kami. Aku tidak berani membuka mulut, dia menatapku
tajam. Entah mengapa dadaku berdegup kencang saat itu, aneh sekali? Perasaan
ini biasanya hanya kurasakan saat di dekat David. Kami bertatapan cukup lama,
rasanya aku meleleh oleh tatapan itu.
“Kau kenapa?” aku mulai angkat suara.
Dia seolah tersadar, menatapnya salah tingkah.. bibirnya
bergetar seolah ingin mengatakan sesuatu, dia memejamkan mata dengan kuat
kemudian menonjok dinding di samping kupingku stelah itu pergi tanpa berkata
sepatah kata pun.
Aku berjalan menuju rumah, masih dengan kebingungan yang
luar biasa, dasar Erik aneh. Aku meraba tas selempangku untuk mengambil botol
minuman dan ternyata aku menemukan kalung bintang tadi dalam tasku, ternyata
dia kembali memasukkannya.
-0-0-0-
Aku sudah tidak tahan lagi dengan rasa penasaranku terhadap
pengirim surat dan aku pun nekat menanyakan David tentang surat itu hari ini,
aku melihat dia bercengkrama dengan teman-temannya di pinggir lapangan.
“Kak, ada yang mau aku bicarakan,” kataku pelan.
“Eh Cloud, bicara aja?”
“Aku… Cuma 4 mata,” lirihku. David mengerti, dia tersenyum
dan pamit pada teman-temannya sebelum menarik tanganku.
Kami berdiri di belakang kelas hanya berdua, aku mulai
menyodorkan surat-surat yang akhir-akhir ini aku temukan, “Apa ini milik
kakak?” tanyaku mantab.
Dia menatap surat itu bingung, “Apa ini?” tanyanya sambil
meraih surat itu.
Hah? Dia tidak tau? Dengan cepat aku merebut kembali surat
tadi, “Bukan punya kakak kan?”
“Bukan dek, maaf. Emang kertas apa itu?”
Aku tersenyum pahit, “Ehehehe bukan apa-apa kak,” aku
langsung berlari.
Harapanku sirna sudah, ternyata pemilik surat bukanlah
David. Namun surat itu sangat berarti, siapapun pengirimnya pastilah dia orang
yang sangat perduli padaku dan memiliki hati yang lembut. Tak sadar kakiku
melangkah ke deretan loker, namun aku melihat sesuatu yang tak terduga, Erik.
Sedang apa dia di depan lokerku? Aku masih bersembunyi di persimpangan jalan,
menatap Erik yang celingukan dari samping. Dia mengeluarkan kertas biru dari
kantong celananya, ya KERTAS BIRU! Kertas yang kutemukan dalam lokerku
akhir-akhir ini. Selesai meletakkan surat itu dia berlari menjauh sedangkan aku
mendekati lokerku, membuka isinya dan terdapat surat singkat seperti biasa.
Ternyata Erik…
-0-0-0-
Sebulan sudah aku bergabung dalam tim sepak bola di
sekolahku, berbagai kejadian manis pahit sudah aku rasakan, pengirim surat
kaleng pun sudah aku ketahui hanya saja aku belum berani mendatangi Erik dan
berkata, ‘Oh rupanya kau fansku selama ini?’ tidak, kurasa aku tidak bisa
menanyakannya. Sebulan waktu yang cukup buatku membentuk perasaanku terhadap
Erik, sifatnya makin hari melunak padaku meski pun teriakan tajam tidak pernah
absen tiap hari dari mulutnya. Dia keras dan memiliki gengsi yang tinggi
sehingga aku mencoba memahaminya, biarkan waktu yang menjawab keadaan nantinya.
Aku menatap langit gelap di atas kapal malam itu, ya aku di atas kapal karena 2
hari lagi kami akan bertanding di luar pulau. Hebat memang, baru sebulan aku
bergabung namun aku diberikan kesempatan hadir dalam pertandingan sebesar ini,
dadaku berdesir-desir sepertinya akan terjadi hal hebat nanti.
Saat aku berdiri di sisi kapal aku melihat Erik duduk
sendiri di kapal kecil buat keadaan darurat itu yang menempel di samping kapal
besar biasanya, kalian tau kan? Nah dia merenung di situ. Aku rasa inilah kesempatanku
untuk mengkonfirmasi masalah ini? Aku mencoba melangkah mendekati Erik, dadaku
seperti menabuh genderang, dag dig dugnya nyaring sekali. Erik melirikku saat
aku menuruni tangga untuk turun ke perahu kecilnya.
“Ngapain lo?” tanyanya ketus seperti biasa.
“Unghh…” aku cuma bergumam. Kikuk, aku kumat sekarang.
“Sedang apa?” aku mencoba basa-basi.
“Lo gak bisa liat gue lagi duduk kan?”
Haah… mampus, susah sekali ya mengobrol dengannya. Kalau
memang dia menyukaiku kenapa dia harus bersifat buruk padaku bukannya beramah
ria seperti David?
“Kenapa kamu selalu bersifat buruk denganku, Rik?” tanyaku
dengan hanya menyebut namanya. Ya, aku tidak sudi menambahkan embel-embel
‘kakak’ untuk orang seperti dia, karena sama sekali tidak ada dewasanya.
Dia terdiam sambil menatap air laut di samping, aku
mendengus kesal, “Terserah..” kataku dingin sambil berdiri dan ingin naik lagi
namun dia meraih tanganku dan menarikku kepelukannya. Aku kaget bukan main, dia
mendekapku sangat erat, kepalaku berposisi di dadanya berlutut di hadapannya.
Terdengar detak jantungnya sangat cepat seperti orang habis berlari marathon.
Lama dengan posisi itu dan dalam keheningan, detakan jantungku tak mau kalah
nyaring menabuh genderang di dalam sana, aku dapat mencium aroma manlynya,
merasakan tubuh kokohnya yang menempel padaku dan kehangatannya bisa
menyelimutiku di malam yang dingin itu.
Aku melepaskan pelukan, kuraih kertas di dalam kantongku,
surat cinta pertama yang Erik berikan selalu aku bawa kemana pun, “Ini
milikmu?” tanyaku sambil menyodorkan kertas biru pada Erik. Dia menatapku sayu.
“Kau…” bibirnya bergetar sambil menatapku tanpa sadar dia
tidak mengatakan ‘gue-lo’ andalannya, “Kau orang pertama yang menggetarkan
hatiku selama aku hidup 18 tahun ini, aku bingung. Terlalu bingung. Aku
bukanlah orang yang pandai mengungkapkan perasaan karena ini untuk kali pertama
buatku. Dan… cintaku salah, aku tau itu. Aku hanya bisa memberikan
kertas-kertas kecil ini, pengecut memang… ketakutanku…. Aku takut, apa kau bisa
merasakan ketakutanku? Maaf jika cintaku salah.”
“Cinta tidak pernah salah…” jawabku dengan suara yang serak,
“Meskipun kau orang yang menyebalkan, kasar, blagu, sok merintah, gak bisa
menghargai orang lain…” sambungku namun kata-kataku dihentikan dengan jarinya
yang melekat di bibirku.
“Aku kikuk jika berhadapan denganmu, aku tidak bisa
mengendalikan getaran hatiku. Aku kasar denganmu agar dapat berkesempatan
berkomunikasi denganmu tanpa memperlihatkan wajah gugupku. Kau tau, gengsiku
besar.”
Aku tertawa kecil mendengar perkataannya, “Aku tau itu…”
kataku singkat.
“Jadi?” tanyanya.
“Aku juga merasakan apa yang kau rasakan..” kataku dengan
senyum termanis. Dia tersenyum bahagia menatapku, mendekap erat tubuhku secara
spontan, nyaman sekali merasakan kehangatannya. Pelukan dilepaskan, kami saling
tatap… dia menarik daguku dan kami pun berciuman dengan hangat malam itu. Aku
memejamkan mata namun aku bisa merasakan cahaya terang dari samping yang
membuatku membuka mata.
“Lihat Erik! Ada banyak lampion indah!” teriakku sambil
menepuk-nepuk bahu Erik. Ya lampion indah, ribuan jumlahnya berterbangan di
langit agung, menambah indahnya malam ini, aku memeluk leher Erik dan malam itu
malam terindah yang pernah aku alami, berciuman hangat dibalik cahaya lampion
yang indah.
-0-0-0-0-
Hari pertandingan, di menit yang ke 88 skor bertahan 0-0
namun sekarang aku bersiap-siap dengan tendangan pinalti, aku berdoa dan
menggenggam kalung pemberian Erik sebelum melayangkan tendangan itu dan…
GOL!!!!
TAMAT
NP: hehehe hai hai,
admin yanz yang paling cute dunia akhirat ini sudah lama ya gak muncul bikin
cerita disini? Maaf ya kawan, yanz lagi terserang bad mood, padahal menulis
haruslah dengan mood yang bagus, tolonglah perbaiki moodku dengan komentar
kalian. Well… ini cerita aku terinspirasi sama iklan exis yang HAP itu, jadi
terobsesi dengan penjaga gawang kan. Sebelumnya aku berterimakasih sama nuna
ella yang bantu aku ngasih judul cerita ini karena aku sangat gak bisa bikin
judul. Bagaimana ceritaku menurut kalian? Komentar dong, aku kan ngetik ini gak
dibayar jadi aku sangat mengharapkan komentar dan like kalian buat penyemangat
dan gairah menulisku. Karena kalian lah aku tetap bertahan, jangan pelik LIKE
AND COMENT YA?
Fb: http://m.facebook.com/daniel.yanuar4/
kalau minat berteman denganku add saja fbku, pasti dikonfirm, aku sudah g pelit
confirm kok hehehe
Love u guys
yanz
pas ke tgh agak ketebak sih,,, hehehehe!!!!! Peace!!! tp keseluruhan, cerpen lo mang keren. Good job little bro..
BalasHapusgood story :)
BalasHapusya dagdig hatiku.memang ga ada adegan lain selain ciuman tapi ceritanya bagus
BalasHapushay bgs koq crta nya
BalasHapusklo dh update crta yg bru ksih tau q ya . . . ke
085725940130
087744648058
082313458815
sugeng.manyun
@ovi.com
@gmail.com
Maaf ceritanya terlalu dibuat2 terlihat amatiran dalam pemakaian kata,tapi god job udeh bisa berekspresi diri.
BalasHapusmantab bro...
BalasHapustapi lain kali yg agak panjang n happy endingnya juga yg bikin gereget
Klik ini ○♥☞ http://q.gs/52B1c ☜♥○
BalasHapusBuat kamu yang suka liat foto" hot
Dan baca cerita gay
Aan cari teman yang umurnya antara 11-17 SMP seindonesia khusus cowok yang serius ya, hub: 085713520357-089610728565 selama 24 jam nonstop
BalasHapusyanz, apa fp bcg sudah tidak aktif, aku cari kenapa tidak ada ya...
BalasHapusMulai Tgl 1 July 2015, Anda Harus mengisikan Biodata yang lengkap, Cuma cwox yg serius aja y.
BalasHapusMuhamad Bayu Pratama(Muhammad Budy Purnomo) 085799366661,Cari teman Cowox yang umurnya 10-12 Klz 5&6 SD&12-14 Klz I&II SMP) selama 24 jam nonstop.
Mulai Tgl 1 July 2015(14-09-1436 H), Anda Harus mengisikan Biodata yang lengkap, Cuma cwox yg serius aja y.
BalasHapusMuhammad Bayu Pratama(Muhammad Budy Purnomo) 085799366661,Cari teman Cowox yang umurnya 10-12 Klz 5&6 SD&12-14 Klz I&II SMP) selama 24 jam nonstop&Se Indonesia.
Areal Jawa: Jakarta(utara,selatan,barat&timur), karamat jati, jatinegara,
bekasi(utara,selatan,barat),tambung utara, cibitung, cengkareng,tangerang(utara,barat,selatan&timur),depok,cikarang(barat,selatan),serang/banteng,bandung,tegal,purworejo,sumenep,sumedang,purwokarta,wonogiri,banjarnegara,semarang(utara,barat,selatan,timur),genuk,gerobangan,pekalongan,pemalang,jepara,pati,rembang,blora,karanganyar,surakarta,magelang,srangen,klaten,kudus,jepara,salatiga,wonosobo,magetan,surabaya,malang,pacitan,jember,tulungagung,sidoarjo,probolinggo,pasuruan,batu,lumajang,banyuwangi,situbondo,bondowoso,TEMANGGUNG,JOGJAKARTA,SOLO,kaliangkrik,MUNTILAN,BUMIAYU,SUKABUMI,CIANJUR,CIREBON,CILACAP,MOJOKERTO,MADIUN,PURWOKERTO,indramayu,jombang,trenggalek,malang,ciamis,pekalongan,ungarang,muntilan,bantul,jogjakarta,kulonprogra,gunungkidul,Srumbung
ArealSumatra:Aceh(utara,selatan,barat&timur),Ihoksumawe,PALEMBANG,MEDAN,LAMPUNG(TENGAH,BARAT,UTARA&SELATAN),BENGKULU(utara,selatan,barat&timur),JAMBI,BATAM,KISARAN,bagan si api2,kepri, pekan baru,riau,bangka belitung,Solok,Danau Singkarak,Padang Panjang, Sicincin, Lubuk, Alung, Padang, Painan, Tapan, Liwa, Bukit Kemuning ,Pesawaran ,Gadingrejo ,Kota Pringsewu,Pagelaran ,Talang Padang ,Gisting ,Kota Agung ,Tanggamus,Bengkulu
Areal Kalimantan: Kalimantan(utara,selatan,barat&timur)
Areal Sulawasi: Sulawesi(Utara,Selatan,Barat&timur)
ArealMaluku&Papua:Ambon,halemahera(utara,selatan,barat&timur), maluku utara, maluku selatan,papua(barat,timur,selatan&timur)
Silankan Kirim:
1. Email:fantonius1@gmail.com
2. Twitter:@bayufantonius1
3.Facebook:fansiscus antonius
CATATAN: Bagi Cowox Yang seriuz saja yang menghubungi Nomer ini.
Hormati Kami
Tim Grup SD&SMP
Nama saya azmi.umur saya 13 thn.tinggal di kisaran.saya mau orang yang umurnya diatas 30 thn....sms saya88262370803
BalasHapusBagi yang serius
Keren Gan.. Aku suka.. seru ceritanya.. enak.. ;) berkunjung juga yah gan :)
BalasHapushttp://khusus-cowok.blogspot.co.id/2015/08/rian-behind-rain.html
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
BalasHapusDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny