Selasa, 05 Juni 2012

Nikmat di Balik Derita


Nikmat di Balik Derita (lebay amat judulnya wuakakak)
By yanz
Date: 3-6-2012
CATATAN: ini cerita pengalaman dari temanku Jaka

*Jaka POV*

Matahari mulai turun, kegelapan mulai menyelimuti. Aku berjalan di sisi pantai yang berpasir, merasakan sejuknya angin laut menerpa wajahku. Namaku Jaka (15 tahun), aku sangat suka ketenangan sehingga menghabiskan sore ini sendirian di pantai.

Brrrmmm!!!!

Terdengar suara motor dari belakangku dan akhirnya berhenti sejajar denganku, terlihat seorang pria paruh baya melepas helmnya, “Dek mau kemana? Boleh saya antar?”

“Terimakasih, gak usah repot-repot om…”

“Gapapa, ikut aja ya!” katanya sambil menarik paksa tanganku.

“Loh kok maksa gini?” tanyaku sambil berontak namun dia yang memiliki tubuh yang lebih besar dariku menyeretku dengan paksa dan aku tidak mampu melawan. Dia membawa tubuhku ke sebuah pos yang tidak berpenghuni, pantai pun sangat sepi sekarang.

Dia melucuti pakaianku dengan paksa, aku memberontak, “DIAM KAU BOCAH!” teriaknya sambil memukul perutku sangat kuat.

“Ka-kau mau apa?” tanyaku panik. Namun dia tidak menjawab melainkan menciumi seluruh tubuhku yang sudah tidak terbalut kain lagi.

“Emm… Ummmhh… Ssssrrpphh…” pria itu menghisap-hisap dadaku sambil mengocok penisku dengan cepat.

“Aaaaaargghh… Aaaahh… Aaaakkhh…” aku menggerang sejadi-jadinya saat dia menjamahku dengan kasar.

Eranganku tak jua membuatnya iba, dia bahkan mengigit dadaku dengan bringas. Kepalanya turun, menghisap-hisap penisku penih nafsu, aku mulai merasakan nikmat yang luar biasa. Hingga akhirnya isapannya membuatku mengeluarkan cairan sperma untuk pertama kalinya, tubuhku lemas. Tidak cukup membuatku lemas, dia memaksaku menghisap penisnya itu, aku ingin muntah tapi tidak bisa. hanya menurut dengan terpaksa. Dia merebahkan tubuhku yang lemah, aku hanya menurut karena kupikir ini berakhir.

“AAAAAKKHHH… OOOOHHH… SAKITT AAAARRGGHH!” jeritku saat benda besar itu menghentak lubang sempitku. Aku semakin murka saat pinggangnya bergerak maju mundur, tangannya memegang erat kedua pahaku dan memompa lubangku dengan bringas. Aku hanya mampu berteriak dengan tubuh yang terkulai lemah.

Setelah cukup lama mengenjot lubangku akhirnya dia mengeluarkan muntahan larvanya, aku memejamkan mataku erat. Dia  kembali merapikan pakaiannya, dilemparnya uang sejumlah Rp. 10.000 sebelum akhirnya dia beranjak pergi.

Aku terisak sendirian di pondok sepi itu. Rasanya sangat sakit dan terhina, apa dia fikir aku pelacur? Shit… Aku langsung menendang uang itu, aku tidak sudi dibayar! Aku tidak serendah itu. Kupakai kembali pakaianku, mencoba berjalan meskipun sakit.

Angin bertiup semakin kencang dan tiba-tiba hujan lebat. Aku tidak bisa kemana-mana, hanya meringkuk di pos kecil yang tak berdinding itu. Kembali kurebahkan tubuhku, dingin sangat menyayat dan membuatku sedikit mengantuk. Saat aku mencoba terlelap, aku merasa ada benda hangat yang menutupi tubuhku, kubuka mata. Ternyata di sebelahku ada seseorang yang menyelimutkan jaketnya ke dadaku, “He-hei… Kau siapa?” tanyaku sambil bangkit dari tidurku.

Dia menyingkap poninya, aku terpesona akan ketampanan yang luar biasa, lampu kecil di pos itu cukup menerangi wajahnya dengan jelas, “Aku Fadly… Maaf, aku numpang berteduh.”

“Iya… Tidak apa-apa… Aku Jaka,” kataku datar.

Pemuda tadi terus mengajakku mengobrol hingga kami mengenal satu sama lain, ternyata dia orang yang menyenangkan. Dia tau rumahku jauh dari pantai jadi setelah hujan reda dia mengajakku ke rumahnya yang dekat dari pantai. Rumah sederhana dari kayu ulin namun berseni ini cukup membuatku kagum, rupanya dia sendiri yang mendisign rumah ini karena dia berprofesi sebagai arsitek professional.

“Kau sendiri di sini?” tanyaku sambil melihat sekitar.

“Iya, aku sendiri, orang tuaku di luar kota. Dan aku suka berpindah-pindah tempat.”

“Um… Mengagumkan…” desisku. Dia menuntunku ke kamar yang ada di lantai dua. Kami pun menyusuri satu persatu anak tangga, namun kakiku salah injak dan menyebabkan aku terjatuh.

“AAAAKKHH…” pekikku cukup keras. Meski belum naik terlalu tinggi, namun kakiku terkilir olehnya.

“Ma-mana yang sakit?” tanya Fadly panik, aku menunjuk tumitku. Dia mengusap kakiku pelan, menatapku kemudian mengangkat tubuhku. Kukalungkan tangan di lehernya, dan aroma manly yang menyejukkan dari tubuhnya membuatku terhanyut. Perlahan, diletakkannya tubuhku di kasur yang empuk. Dia mengusap rambutku pelan, kemudian beranjak namun aku menarik ujung kaosnya sehingga dia bertahan.

“Ada apa?” tanyanya bingung.

Aku hanya diam dan menatapnya ragu-ragu. Tiba-tiba senyum aneh muncul dari balik wajahnya, dia duduk di sisi kasurku, “Kau ingin aku menemanimu malam ini?”

Aku masih terdiam dan menggigit bibir bawahku. Perlahan dia mendekatkan wajahnya, aku terpejam dan dapat kurasakan benda lembab itu menyentuh bibirku, bergerak perlahan melumat bibirku. Kubuka mata dan memeluk lehernya. Dia mengusap dada dan selangkanganku, aku terkejut dan mendorongnya, “Ja-jangan!!!” teriakku.

“Kenapa?” tanyanya dengan kecewa.

“Aku takut…” kataku nyaris berbisik dan menatap selimut.

“Ada yang pernah menyakitimu?” tanyanya kembali mendekatkan wajah. Aku menatapnya kemudian mengangguk pelan, “Aku tidak akan menyakitimu. Aku akan lebih lembut~” bisiknya kemudian menjilat kupingku. Aku merasa geli dan terangsang dengan aksinya dan kembali menerima ciumannya.

Aku mengusap-usap punggungnya sedangkan dia terus melumat bibirku dan perlahan melucuti pakaianku. Tangannya menyusuri seluruh lekuk tubuhku, perlahan bibirnya turun ke daguku dan menjilat leherku.

Bibir sexy itu menghisap leherku dengan lihai sehingga membuatku hanyut dalam kenikmatan sedangkan tangannya mengusap pipiku dengan lembut. Dia menjilat-jilat dadaku sehingga membuatku menggeliat nikmat.

“Aaah… Geli, Fadly… Sudaah… Aaaaaahh…” desahku saat dia menghisap dadaku pelan dan tangannya menggerayangi perutku.

“Emmmhhh… Kenapa hmm? Ummmhh… Ssssrrrpphh…” dia menghisap dan menjilat dadaku penuh cinta.

“Aaaarrgghhh…” aku memekik keras saat dia menggigit nippleku. Tangannya mulai meremas penisku yang sedikit menegang.

“Ummhh… Sabar ya sayang… Ssssrrpphhh…” dia turun menjilati perutku kemudian memasukkan penisku ke dalam mulutnya.

Dia menjilati seluruh penisku perlahan yang membuatku menggeliat dan merasa damai dengan perlakuannya yang lembut dibanding si brengsek yang memerkosaku tadi.

“Uuuuhh… Euummhh.. Aaaaahh…” aku mendesah lagi saat dia mulai menghisap penisku sedangkan tangannya meremas testisku.

Aku meremas rambut halusnya dan hisapannya semakin nikmat, “Ummmhhh… Sssssrrppphh… Euummmhh…” terdengar gumaman dan desahannya saat dia menghisap penisku.

Penisku mengeras dengan sempurna, kepalanya naik turun semakin cepat penghisap penisku itu. Aku memejamkan mataku menikmati lidah dan mulutnya yang bermain sangat apik di bawah sana. Dibukanya lebar pahaku, lidahnya berpindah ke paha mulusku yang membuatku bergidik geli apalagi tangannya masih aktif mengocok penisku dengan cepat, “Enghhh… Aaaaakkkkhh…” erangku hebat karena sensasinya serasa melayang ke ubun-ubun.

“Eummh… Enak kah? Kau menyukainya?” tanyanya sambil menatapku lekat.

Aku membuka mata, wajahku memerah saat melihat wajah tampannya itu berada di dekat penisku, “Umm… I-iya… Uuuuhh…” aku kembali melenguh nikmat saat jempolnya bermain-main di ujung penisku.

Dia bangkit, menatapku lekat, “Emmhh… Aku bingung, entah mengapa ingin sekali rasanya memilikimu, menyentuhmu dan melindungimu…” dia menjilat leher, pipi kemudian bibirku.

“Enghhh… Uuuuuhh…” aku hanya mendesah dan menatap pasrah, aku pun tidak tau kenapa aku begitu menikmatinya. Mungkin karena sentuhannya yang lembut dan wajahnya yang tampan membuatku terbuai oleh permainannya tanpa pemberontakan sedikit pun.

“Mau kah kau…” katanya menggantung  namun memperlihatkan penisnya padaku. Wajahku memerah kutatap penis kokohnya yang juga mengacung tinggi. Aku mengerti maksudnya, kemudian aku menunduk, menjilat ujung penisnya.

“Ummhhh…. Ssssrrppphh…” kuhisap penisnya sambil menungging, sedangkan dia mengarahkan kepalanya ke bokongku, meraba bongkahan empuk itu kemudian menepuk-nepuknya sehingga membuatku nikmat. Dia kembali meraih penisku, dan menghisap-hisapnya. Kami melakukan posisi 69.

“Aaah… Terus… Eummmhh… Teruss…” pintanya sambil menghisap dan mengigit penisku pelan.

“Aaaakhh… Eummmhh… Uuuuhh… Oooh!” erangku karena merasa sudah mau keluar, aku menghisap penisnya kuat.

“Enghh… Cu-cukup… Jangan terlalu cepat…” katanya yang kemudian bangkit, dia kembali mengecup bibirku mesra.

“Ke-kenapa?” tanyaku kecewa padahal aku menginginkan lebih.

Dia menyeringai aneh. Diremasnya pantatku, “Aku mau ini…” katanya sambil mengangkat pantatku.

Aku menggeleng keras dengan mata yang berkaca-kaca, “Please?” katanya penuh harap dan meraba penisku lagi.

“Uhh… Aaaah…” aku mendesah pelan, memejamkan mataku dan merebahkan tubuhku di hadapannya. Dia tersenyum puas. Dibukanya lebar-lebar pahaku. Dia memperlicin lubangku dengan salivanya, dimainkannya perlahan jari-jarinya.

“Enghhh… Aaaah…” aku meringis kesakitan karena perih yang kurasakan sebelumnya belum pulih benar.

“Sabar sayang…” katanya pelan kemudian menciumi perutku. Terlihat penis besar kemerahan itu menggesek-gesek di liang lubangku. Aku memejamkan mata rapat-rapat. Perlahan, penisnya menelusuri lubangku.

“Aaaaakkhh… Enghh… Aaaahh… Uuuuhh…” aku menggerang keras saat penisnya berhasil masuk seutuhnya. Dia menindihku, meski sakit tapi aku horny berat melihat wajah tampannya, tubuh sexynya yang kini dihiasi buiran keringat sehingga dada bidang itu mengkilat sexy.

Dia mencoba menggerakkan pinggulnya yang membuatku menggerang keras lagi. Dia mengecup leherku dan mengocok pelan penisku sehingga memberikan sedikit ketenangan untukku. Setelah beberapa kali enjotan akhirnya aku merasa dia sudah menyentuh titik kenikmatanku, aku mendesah nikmat.

Dia mempercepat gerakan pinggulanya, “Aaaah… Aaaaah… Ooooohh…!” aku berteriak makin hebat antara kenikmatan dan sakit. Gerakannya semakin lancar dan cepat hingga…

Croot… Crooott… Croottt…

Cairan putih itu tumpah di dalam lubangku, aku menarik nafas panjang.

“Thanks Jaka…” bisiknya kemudian mengecup bibirku dengan mesra. Aku tersenyum kemudian memeluk lehernya.

“Aku sayang dan cinta kamu, mau ya jadi BFku?” tanyanya sambil menatapku lekat. Aku mengangguk mantab dan mencium lembut bibirnya.

END

Maaf pendek, ini saja ngetiknya sudah 3 hari baru kelar… susah sekali membalikkan moodku yang roboh… huh…


4 komentar:

  1. Cerita ini bagus......
    Buat cerita lagi,dong.....

    BalasHapus
  2. aku pinginya dientot bapak bapak.ada yg mau.pak wawan gay cikupa tangerang 085691291433/pakwawansetiawan79@gmail.com

    BalasHapus
  3. Salken Jakbar Grogol V add Pin:DC692463 or wa 0811-945-1903 cr Pure Top or Bisex yang kost

    BalasHapus
  4. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    BalasHapus