Nikmat di Balik Derita (lebay amat judulnya wuakakak)
By yanz
Date: 3-6-2012
CATATAN: ini cerita pengalaman dari temanku Jaka
*Jaka POV*
Matahari mulai turun, kegelapan mulai menyelimuti. Aku
berjalan di sisi pantai yang berpasir, merasakan sejuknya angin laut menerpa
wajahku. Namaku Jaka (15 tahun), aku sangat suka ketenangan sehingga
menghabiskan sore ini sendirian di pantai.
Brrrmmm!!!!
Terdengar suara motor dari belakangku dan akhirnya berhenti
sejajar denganku, terlihat seorang pria paruh baya melepas helmnya, “Dek mau
kemana? Boleh saya antar?”
“Terimakasih, gak usah repot-repot om…”
“Gapapa, ikut aja ya!” katanya sambil menarik paksa
tanganku.
“Loh kok maksa gini?” tanyaku sambil berontak namun dia yang
memiliki tubuh yang lebih besar dariku menyeretku dengan paksa dan aku tidak
mampu melawan. Dia membawa tubuhku ke sebuah pos yang tidak berpenghuni, pantai
pun sangat sepi sekarang.
Dia melucuti pakaianku dengan paksa, aku memberontak, “DIAM
KAU BOCAH!” teriaknya sambil memukul perutku sangat kuat.
“Ka-kau mau apa?” tanyaku panik. Namun dia tidak menjawab
melainkan menciumi seluruh tubuhku yang sudah tidak terbalut kain lagi.
“Emm… Ummmhh… Ssssrrpphh…” pria itu menghisap-hisap dadaku
sambil mengocok penisku dengan cepat.
“Aaaaaargghh… Aaaahh… Aaaakkhh…” aku menggerang
sejadi-jadinya saat dia menjamahku dengan kasar.
Eranganku tak jua membuatnya iba, dia bahkan mengigit dadaku
dengan bringas. Kepalanya turun, menghisap-hisap penisku penih nafsu, aku mulai
merasakan nikmat yang luar biasa. Hingga akhirnya isapannya membuatku
mengeluarkan cairan sperma untuk pertama kalinya, tubuhku lemas. Tidak cukup
membuatku lemas, dia memaksaku menghisap penisnya itu, aku ingin muntah tapi
tidak bisa. hanya menurut dengan terpaksa. Dia merebahkan tubuhku yang lemah,
aku hanya menurut karena kupikir ini berakhir.
“AAAAAKKHHH… OOOOHHH… SAKITT AAAARRGGHH!” jeritku saat benda
besar itu menghentak lubang sempitku. Aku semakin murka saat pinggangnya
bergerak maju mundur, tangannya memegang erat kedua pahaku dan memompa lubangku
dengan bringas. Aku hanya mampu berteriak dengan tubuh yang terkulai lemah.
Setelah cukup lama mengenjot lubangku akhirnya dia
mengeluarkan muntahan larvanya, aku memejamkan mataku erat. Dia kembali merapikan pakaiannya, dilemparnya uang
sejumlah Rp. 10.000 sebelum akhirnya dia beranjak pergi.
Aku terisak sendirian di pondok sepi itu. Rasanya sangat
sakit dan terhina, apa dia fikir aku pelacur? Shit… Aku langsung menendang uang
itu, aku tidak sudi dibayar! Aku tidak serendah itu. Kupakai kembali pakaianku,
mencoba berjalan meskipun sakit.
Angin bertiup semakin kencang dan tiba-tiba hujan lebat. Aku
tidak bisa kemana-mana, hanya meringkuk di pos kecil yang tak berdinding itu.
Kembali kurebahkan tubuhku, dingin sangat menyayat dan membuatku sedikit
mengantuk. Saat aku mencoba terlelap, aku merasa ada benda hangat yang menutupi
tubuhku, kubuka mata. Ternyata di sebelahku ada seseorang yang menyelimutkan
jaketnya ke dadaku, “He-hei… Kau siapa?” tanyaku sambil bangkit dari tidurku.
Dia menyingkap poninya, aku terpesona akan ketampanan yang
luar biasa, lampu kecil di pos itu cukup menerangi wajahnya dengan jelas, “Aku
Fadly… Maaf, aku numpang berteduh.”
“Iya… Tidak apa-apa… Aku Jaka,” kataku datar.
Pemuda tadi terus mengajakku mengobrol hingga kami mengenal
satu sama lain, ternyata dia orang yang menyenangkan. Dia tau rumahku jauh dari
pantai jadi setelah hujan reda dia mengajakku ke rumahnya yang dekat dari
pantai. Rumah sederhana dari kayu ulin namun berseni ini cukup membuatku kagum,
rupanya dia sendiri yang mendisign rumah ini karena dia berprofesi sebagai
arsitek professional.
“Kau sendiri di sini?” tanyaku sambil melihat sekitar.
“Iya, aku sendiri, orang tuaku di luar kota. Dan aku suka
berpindah-pindah tempat.”
“Um… Mengagumkan…” desisku. Dia menuntunku ke kamar yang ada
di lantai dua. Kami pun menyusuri satu persatu anak tangga, namun kakiku salah
injak dan menyebabkan aku terjatuh.
“AAAAKKHH…” pekikku cukup keras. Meski belum naik terlalu
tinggi, namun kakiku terkilir olehnya.
“Ma-mana yang sakit?” tanya Fadly panik, aku menunjuk
tumitku. Dia mengusap kakiku pelan, menatapku kemudian mengangkat tubuhku.
Kukalungkan tangan di lehernya, dan aroma manly yang menyejukkan dari tubuhnya
membuatku terhanyut. Perlahan, diletakkannya tubuhku di kasur yang empuk. Dia
mengusap rambutku pelan, kemudian beranjak namun aku menarik ujung kaosnya
sehingga dia bertahan.
“Ada apa?” tanyanya bingung.
Aku hanya diam dan menatapnya ragu-ragu. Tiba-tiba senyum
aneh muncul dari balik wajahnya, dia duduk di sisi kasurku, “Kau ingin aku
menemanimu malam ini?”
Aku masih terdiam dan menggigit bibir bawahku. Perlahan dia
mendekatkan wajahnya, aku terpejam dan dapat kurasakan benda lembab itu
menyentuh bibirku, bergerak perlahan melumat bibirku. Kubuka mata dan memeluk
lehernya. Dia mengusap dada dan selangkanganku, aku terkejut dan mendorongnya,
“Ja-jangan!!!” teriakku.
“Kenapa?” tanyanya dengan kecewa.
“Aku takut…” kataku nyaris berbisik dan menatap selimut.
“Ada yang pernah menyakitimu?” tanyanya kembali mendekatkan
wajah. Aku menatapnya kemudian mengangguk pelan, “Aku tidak akan menyakitimu.
Aku akan lebih lembut~” bisiknya kemudian menjilat kupingku. Aku merasa geli
dan terangsang dengan aksinya dan kembali menerima ciumannya.
Aku mengusap-usap punggungnya sedangkan dia terus melumat
bibirku dan perlahan melucuti pakaianku. Tangannya menyusuri seluruh lekuk
tubuhku, perlahan bibirnya turun ke daguku dan menjilat leherku.
Bibir sexy itu menghisap leherku dengan lihai sehingga
membuatku hanyut dalam kenikmatan sedangkan tangannya mengusap pipiku dengan
lembut. Dia menjilat-jilat dadaku sehingga membuatku menggeliat nikmat.
“Aaah… Geli, Fadly… Sudaah… Aaaaaahh…” desahku saat dia
menghisap dadaku pelan dan tangannya menggerayangi perutku.
“Emmmhhh… Kenapa hmm? Ummmhh… Ssssrrrpphh…” dia menghisap
dan menjilat dadaku penuh cinta.
“Aaaarrgghhh…” aku memekik keras saat dia menggigit
nippleku. Tangannya mulai meremas penisku yang sedikit menegang.
“Ummhh… Sabar ya sayang… Ssssrrpphhh…” dia turun menjilati
perutku kemudian memasukkan penisku ke dalam mulutnya.
Dia menjilati seluruh penisku perlahan yang membuatku
menggeliat dan merasa damai dengan perlakuannya yang lembut dibanding si brengsek
yang memerkosaku tadi.
“Uuuuhh… Euummhh.. Aaaaahh…” aku mendesah lagi saat dia
mulai menghisap penisku sedangkan tangannya meremas testisku.
Aku meremas rambut halusnya dan hisapannya semakin nikmat,
“Ummmhhh… Sssssrrppphh… Euummmhh…” terdengar gumaman dan desahannya saat dia
menghisap penisku.
Penisku mengeras dengan sempurna, kepalanya naik turun
semakin cepat penghisap penisku itu. Aku memejamkan mataku menikmati lidah dan
mulutnya yang bermain sangat apik di bawah sana. Dibukanya lebar pahaku,
lidahnya berpindah ke paha mulusku yang membuatku bergidik geli apalagi
tangannya masih aktif mengocok penisku dengan cepat, “Enghhh… Aaaaakkkkhh…”
erangku hebat karena sensasinya serasa melayang ke ubun-ubun.
“Eummh… Enak kah? Kau menyukainya?” tanyanya sambil
menatapku lekat.
Aku membuka mata, wajahku memerah saat melihat wajah
tampannya itu berada di dekat penisku, “Umm… I-iya… Uuuuhh…” aku kembali
melenguh nikmat saat jempolnya bermain-main di ujung penisku.
Dia bangkit, menatapku lekat, “Emmhh… Aku bingung, entah
mengapa ingin sekali rasanya memilikimu, menyentuhmu dan melindungimu…” dia
menjilat leher, pipi kemudian bibirku.
“Enghhh… Uuuuuhh…” aku hanya mendesah dan menatap pasrah,
aku pun tidak tau kenapa aku begitu menikmatinya. Mungkin karena sentuhannya
yang lembut dan wajahnya yang tampan membuatku terbuai oleh permainannya tanpa
pemberontakan sedikit pun.
“Mau kah kau…” katanya menggantung namun memperlihatkan penisnya padaku. Wajahku
memerah kutatap penis kokohnya yang juga mengacung tinggi. Aku mengerti
maksudnya, kemudian aku menunduk, menjilat ujung penisnya.
“Ummhhh…. Ssssrrppphh…” kuhisap penisnya sambil menungging,
sedangkan dia mengarahkan kepalanya ke bokongku, meraba bongkahan empuk itu
kemudian menepuk-nepuknya sehingga membuatku nikmat. Dia kembali meraih
penisku, dan menghisap-hisapnya. Kami melakukan posisi 69.
“Aaah… Terus… Eummmhh… Teruss…” pintanya sambil menghisap
dan mengigit penisku pelan.
“Aaaakhh… Eummmhh… Uuuuhh… Oooh!” erangku karena merasa
sudah mau keluar, aku menghisap penisnya kuat.
“Enghh… Cu-cukup… Jangan terlalu cepat…” katanya yang
kemudian bangkit, dia kembali mengecup bibirku mesra.
“Ke-kenapa?” tanyaku kecewa padahal aku menginginkan lebih.
Dia menyeringai aneh. Diremasnya pantatku, “Aku mau ini…”
katanya sambil mengangkat pantatku.
Aku menggeleng keras dengan mata yang berkaca-kaca,
“Please?” katanya penuh harap dan meraba penisku lagi.
“Uhh… Aaaah…” aku mendesah pelan, memejamkan mataku dan
merebahkan tubuhku di hadapannya. Dia tersenyum puas. Dibukanya lebar-lebar
pahaku. Dia memperlicin lubangku dengan salivanya, dimainkannya perlahan jari-jarinya.
“Enghhh… Aaaah…” aku meringis kesakitan karena perih yang
kurasakan sebelumnya belum pulih benar.
“Sabar sayang…” katanya pelan kemudian menciumi perutku.
Terlihat penis besar kemerahan itu menggesek-gesek di liang lubangku. Aku
memejamkan mata rapat-rapat. Perlahan, penisnya menelusuri lubangku.
“Aaaaakkhh… Enghh… Aaaahh… Uuuuhh…” aku menggerang keras
saat penisnya berhasil masuk seutuhnya. Dia menindihku, meski sakit tapi aku horny
berat melihat wajah tampannya, tubuh sexynya yang kini dihiasi buiran keringat
sehingga dada bidang itu mengkilat sexy.
Dia mencoba menggerakkan pinggulnya yang membuatku
menggerang keras lagi. Dia mengecup leherku dan mengocok pelan penisku sehingga
memberikan sedikit ketenangan untukku. Setelah beberapa kali enjotan akhirnya
aku merasa dia sudah menyentuh titik kenikmatanku, aku mendesah nikmat.
Dia mempercepat gerakan pinggulanya, “Aaaah… Aaaaah…
Ooooohh…!” aku berteriak makin hebat antara kenikmatan dan sakit. Gerakannya
semakin lancar dan cepat hingga…
Croot… Crooott… Croottt…
Cairan putih itu tumpah di dalam lubangku, aku menarik nafas
panjang.
“Thanks Jaka…” bisiknya kemudian mengecup bibirku dengan
mesra. Aku tersenyum kemudian memeluk lehernya.
“Aku sayang dan cinta kamu, mau ya jadi BFku?” tanyanya
sambil menatapku lekat. Aku mengangguk mantab dan mencium lembut bibirnya.
END
Maaf pendek, ini saja ngetiknya sudah 3 hari baru kelar…
susah sekali membalikkan moodku yang roboh… huh…
Cerita ini bagus......
BalasHapusBuat cerita lagi,dong.....
aku pinginya dientot bapak bapak.ada yg mau.pak wawan gay cikupa tangerang 085691291433/pakwawansetiawan79@gmail.com
BalasHapusSalken Jakbar Grogol V add Pin:DC692463 or wa 0811-945-1903 cr Pure Top or Bisex yang kost
BalasHapusYuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
BalasHapusDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny