Rabu, 16 Mei 2012

Cinderella Gay (part 1)


Cinderella Gay (part 1)
By: Yanz (fb: yanzjaejoong@yahoo.com)

*Sandy POV*
“Hei hoi bangun pemalas!!!” teriakan itu disertai guyuran seember air yang mengenai gue.

“Sial! Nyantai woi, loe fikir ini rumah loe apa?!!!” balas gue geram.

“Sopan banget ya, aku ini ibumu, jangan kurang ajar jadi anak, sekarang sudah jam 07.00 apa kau tidak sekolah hah??”

“Bawel, ibu tiri aja blagu. Hmmm? Jam 07.00? sial, gue telat, kenapa loe gak bangunin gue dari tadi???”

“Ibu sudah teriak-teriak sampai suara habis, Tina dan Tini pun sudah menggedor-gedor kamarmu tapi tidak direspon, salah sendiri.”

“Aaah berisik!”

Gue segera bergegas mandi dan bersiap-siap berangkat ke sekolah.  Aah kenapa gue selalu bangun terlambat, padahal jam waker sudah dinyalakan, sekarang gue kaya orang kesurupan karena mengerjakan semuanya serba tergesa-gesa, sesampainya di ruang makan gue malah di teriaki dua adik tiriku yang bawel, “Dasar! Loe gak tau sekarang jam berapa?” Tanya Tini dengan nada yang menjengkelkan.

“Berisik!” bentak gue dan langsung mengambil dua buah roti tawar dan berlari menuju mobil.

“Hei hei, tunggu kita, gara-gara lu, kita hampir telat,” omel Tina.

“Bawel lu pada, cepetan naik, mau gue tinggal heh???” dan mereka pun bergegas menaiki mobil.

Begitulah keadaan rumah gue tiap pagi, sebulan terakhir semenjak bokap gue merid lagi, rumah gue jadi berisik .
Nama gue Sandy Fabregas, umur gue 18 tahun, cakep, putih, menarik, anggota cheer leader dan banyak fans (hahah narsis), namun gue anaknya moody, kalau suasanya ngenakin gue bisa jadi nice people tapi kalau menjengkelkan seperti sekarang gue bisa jutek luar biasa. Satu hal lagi, gue seorang otaku  yaitu orang yang tergila-gila pada sesuatu terutama anime jepang, komik, game dan sejenisnya. Terutama anime Inuyasha, gue bener-bener tergila-gila sama tokoh Inuyasha dan filmnya dan di skul ada seseorang yang membuat gue terpana karena auranya begitu mirip dengan Inuyasha, nanti gue tunjukin.

Gue sedikit bernafas lega, ternyata gerbang sekolah belum tutup dan tempat parkir belum penuh, setelah parkir mobil gue dan kedua adik tiri gue cepat-cepat berlari menuju kelas kami karena kami sekelas. Begitu gue buka pintu, tiba-tiba…

BRUUUKK!!

Sebuah bola basket mencium wajah gue dengan nistanya sehingga hidung gue berdarah, “Woi siapa yang main bola sembarangan heh?”

“Gue, lu keberatan heh?” suara sombong yang sangat gue kenal tersebut mendekat.

“Inuyasha…” desis gue pelan.

“WHAT??”

“Never mind…” dengan segera gue masuk dan mencari tempat duduk gue.

Itu dia yang gue ceritakan tadi, namanya Raka. Dia anak club basket dan terkenal sangat tampan, auranya sangat mirip dengan Inuyasha makanya gue sangat suka dengan dia. Namun kelakuannya sangat songong, bisa dibilang dia musuh terbesar gue karena dia sangat menyebalkan dan selalu merendahkan semua orang, termasuk gue.

@@@@@@@@@@@@@

Tim cheer gue latihan di ruangan yang sama dengan tim basket Raka, sebenarnya ini sangat mengganggu gue karena dia selalu mengejek, “Wahahaha coba lihat Sandy dan kawan-kawannya, masa cowok ikut cheer??? Wwkwkwkwk….” Ejek Raka dan diiringi gemuruh tawa dari teman-temannya.

Gue yang terbawa emosi langsung samperin tuh tim basket, “Simpen bacot lu, gue bisa buktiin bahwa cowok cheer lebih kuat dari cowok basket!”

“Oh yeah?? Give me L, give me E, give me K, give me O, give me N, give G, LEKONG!!!”

Dengan cepat gue menarik partner gue Natasya dan mengangkat kakinya ke atas dengan vertical, “LOOK AT ME! Lu pada belum tentu bisa begini!”

Raka mengerutkan keningnya dan menarik satu cewek cheer buat dia angkat. Benar saja, dia si mulut besar ternyata tangannya belum lurus saja dia sudah menjatuhkan orang yang dia angkat, “Ahh shit!” umpatnya.

“Who the loser now?”

Namun pertarungan kami di bubarkan saat pelatih dari tim kami masing-masing datang dan kami pun kembali focus berlatih.

@@@@@@@@@@@@@

Sesampainya di rumah, gue lebih suka menyindiri di kamar pada sore hari dari pada hangout dengan teman-teman, gue mengutak-atik laptop merah milik gue dan membuka situs jejaring social facebook gue, dan mengupdate status beberapa menit lalu.
Sandy Fabregas
I LOVE YOU!!!!!!!!!!
15 menit yang lalu   48   suka   1 komentar Hapus
Raka Cool Bgt
LOVE YO TOO….                                                                       
Baru saja    Suka      Hapus

Gue langsung kaget dengan komentar barusan, dan dengn cepat gue buka profil si komentator, oh yeah yang benar saja, ternyata memang Raka teman sekelas gue, muka gue langsung merah, dan dengan cepat gue balas.

Sandy Fabregas
Are u kidding??
Baru saja   Suka   Hapus

Gak sampai beberapa detik gue nunggu langsung dapat balasan.

Raka Cool Bgt
Ya jelas lah BEGO! Ahahaha ngarep banget lu?
Baru saja  Suka   Hapus

Kepala gue langsung mendidih karena emosi, gak di real atau maya dia selalu ada buat ngusik gue, gak bisakah dia bersikap manis sedikit saja? Mungkin gue bisa benar-benar cinta dia kalau dia seperti yang gue harapkan.

Sandy Fabregas
FUCK!!  П(_)П  
Baru saja  Suka Hapus.

Dan perang komentar pun di mulai yang bikin komentar status gue jadi puluhan, ada yang berusaha mendamaikan dan ada juga yang mengadu domba, namun suara ketukan pintu mengusik kehidupan dunia maya gue.

TOK… TOK…

“Berisik! Lain kali aja,” bentak gue.

“Cepetan buka gak!” terdengar suara Tina dan Tini dari luar.

Gue pun membuka pintu dengan malasnya, “Ada apa sih???”

“Cepetan mandi dan dadan yang cakep dan wangi!” celetuk Tina.

“Apa-apaan nih?” Tanya gue kebingungan.

“Jangan banyak Tanya!” bentak Tini.

“Gue gak mau, KELUAR!!!”

“Ok, fine… sekarang lu ikutin kata kita karena lu dapat kencan malam ini, temen kita Clara ngefans sama lu dan dia mau ngajak lu kencan!”

“Seenak jidat lu pada! Kalian kira gue mau.”

“Harus mau, kalu gak… video dan foto-foto lu yang lagi onani kita sebarin!!!”

Muka gue langsung memerah dan dengan seketika gue teriak, “DARI MANA KALIAN DAPATKAN INI????”

“Dari mana aja boleh, kita kan pintar, kalau lu gak mau ini tersebar lu harus mau jadi budak kita dan ngikutin apa kata kita.”

@@@@@@@@@@@@@

(━┳━Д ━┳━) Dengan berat hati gue jalan ke mall Mangga Dua Square sendirian kaya orang bego, katanya yang namanya Clara pake baju pink terusan tapi gak nentuin di mana ketemuannya, dasar bego.

Saat berjalan tiba-tiba tangan gue di tarik seseorang, “Ikut eke chiin… eke perlu bantuan yey…”

Gue terbengong-bengong namun tetep ngikutin tuh banci.

“Gini chin, model kita baru saja kecelakaan dan kita kekurangan satu model, yey mau kan gantiin jadi model? Jalan di cat walk gitu, nanti eke bayar deh chiin…”

“Pake baju apa emang???” Tanya gue bingung.

“Gaun cantik ini chiin, mau ye?”

“Gila lu! Gue cowok, kaya gak ada cewek lain aja di mall ini.”

“Gak ada waktu chin… jahara yey gak mau bantuin eke, kasian kan karya terbaik Tex Sevario gak ada yang make..”

“Tex Sevario??? Serius lu ini baju karya dia?”

“Suwer deeh chiin…”

“Gue ngefans sama tuh orang, janji ya kalau gue mau bantuin gue boleh foto bareng Tex.”

“Sipp deh chiin, cipok pun yey boleh.”

Gue pun di dandanin, di pakaikan make up tapi gue gak mau tebal-tebal, pakai soflens biru yang butuh 5 orang buat nangkapin badan gue supaya diam baru masuk soflensnya, pakai lipstick pink, pakai wig, bra dengan silicon, topeng, high heels dan terakhir gaun cantik buatan Tex, gue jadi terlihat seperti cewek beneran karena badan gue emang ramping jadi gak ketahuan cowoknya.

Saat-saat mendebarkan sudah di ujung mata, gue mengintip di balik panggung cat walk, ada cukup bayak penonton yang bikin tangan gue dingin karena gugup, dan si bencong tadi nyuruh gue jalan dan gue pun melangkah dengan perlahan sambil mengibas-kibas gaun mekar gue dan memamerkan senyuman di bibir pink gue.

Saat sampai di ujung panggung cat walk gak sengaja gue liat ada pohon natal besar rada bergoyang seolah mau jatuh dan di bawahnya ada orang, dengan cepat gue lepas high heels gue dan berlari sambil bersalto ala cheer leader untuk menyelamatkan orang itu…

BRAAAKKK!!!!!!!!!

Pohon itu pun benar-benar jatuh, namun gue sempat menerjang orang tadi ke pinggir, gue sedikit tersengal-sengal.

“Aahh… te-terimakasih…” ucap orang yang gue selamatkan tadi dengan terbata.

“Hmmm tapi lepaskan tanganmu dari bokongku,” ucap gue selembut mungkin,  muka gue langsung memerah karena ternyata dia Raka.

‘’Eh maaf hehe reflek…”

Gue  berusaha bangkit dan berjalan ke arah fashion show tadi, terdengar  Raka memanggil-manggil  gue namun gak gue ladenin.

*Raka POV*

Cewek tadi benar-benar awesome, selain dewi penyelamat dia juga satu-satunya cewek yang berhasil buat detak jantung gue sangat kencang. Siapa dia??? gue harus mendapatkannya.

Dan gue sedikit dapat petunjuk karena dia menjatuhkan jam tangan mahal limited edition ini, gue akan mencari daftar pembelinya.

Gue akan dapatkan cewek bermata biru, berbibir pink dan berbokong kencang itu!!!!!

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar