Cinderella Gay (part 1)
By: Yanz (fb: yanzjaejoong@yahoo.com)
*Sandy POV*
“Hei hoi bangun pemalas!!!” teriakan itu disertai guyuran
seember air yang mengenai gue.
“Sial! Nyantai woi, loe fikir ini rumah loe apa?!!!” balas
gue geram.
“Sopan banget ya, aku ini ibumu, jangan kurang ajar jadi
anak, sekarang sudah jam 07.00 apa kau tidak sekolah hah??”
“Bawel, ibu tiri aja blagu. Hmmm? Jam 07.00? sial, gue
telat, kenapa loe gak bangunin gue dari tadi???”
“Ibu sudah teriak-teriak sampai suara habis, Tina dan Tini
pun sudah menggedor-gedor kamarmu tapi tidak direspon, salah sendiri.”
“Aaah berisik!”
Gue segera bergegas mandi dan bersiap-siap berangkat ke
sekolah. Aah kenapa gue selalu bangun
terlambat, padahal jam waker sudah dinyalakan, sekarang gue kaya orang
kesurupan karena mengerjakan semuanya serba tergesa-gesa, sesampainya di ruang
makan gue malah di teriaki dua adik tiriku yang bawel, “Dasar! Loe gak tau
sekarang jam berapa?” Tanya Tini dengan nada yang menjengkelkan.
“Berisik!” bentak gue dan langsung mengambil dua buah roti
tawar dan berlari menuju mobil.
“Hei hei, tunggu kita, gara-gara lu, kita hampir telat,”
omel Tina.
“Bawel lu pada, cepetan naik, mau gue tinggal heh???” dan
mereka pun bergegas menaiki mobil.
Begitulah keadaan rumah gue tiap pagi, sebulan terakhir
semenjak bokap gue merid lagi, rumah gue jadi berisik .
Nama gue Sandy Fabregas, umur gue 18 tahun, cakep, putih,
menarik, anggota cheer leader dan banyak fans (hahah narsis), namun gue anaknya
moody, kalau suasanya ngenakin gue bisa jadi nice people tapi kalau
menjengkelkan seperti sekarang gue bisa jutek luar biasa. Satu hal lagi, gue
seorang otaku yaitu orang yang
tergila-gila pada sesuatu terutama anime jepang, komik, game dan sejenisnya.
Terutama anime Inuyasha, gue bener-bener tergila-gila sama tokoh Inuyasha dan
filmnya dan di skul ada seseorang yang membuat gue terpana karena auranya
begitu mirip dengan Inuyasha, nanti gue tunjukin.
Gue sedikit bernafas lega, ternyata gerbang sekolah belum
tutup dan tempat parkir belum penuh, setelah parkir mobil gue dan kedua adik
tiri gue cepat-cepat berlari menuju kelas kami karena kami sekelas. Begitu gue
buka pintu, tiba-tiba…
BRUUUKK!!
Sebuah bola basket mencium wajah gue dengan nistanya
sehingga hidung gue berdarah, “Woi siapa yang main bola sembarangan heh?”
“Gue, lu keberatan heh?” suara sombong yang sangat gue kenal
tersebut mendekat.
“Inuyasha…” desis gue pelan.
“WHAT??”
“Never mind…” dengan segera gue masuk dan mencari tempat
duduk gue.
Itu dia yang gue ceritakan tadi, namanya Raka. Dia anak club
basket dan terkenal sangat tampan, auranya sangat mirip dengan Inuyasha makanya
gue sangat suka dengan dia. Namun kelakuannya sangat songong, bisa dibilang dia
musuh terbesar gue karena dia sangat menyebalkan dan selalu merendahkan semua
orang, termasuk gue.
@@@@@@@@@@@@@
Tim cheer gue latihan di ruangan yang sama dengan tim basket
Raka, sebenarnya ini sangat mengganggu gue karena dia selalu mengejek,
“Wahahaha coba lihat Sandy dan kawan-kawannya, masa cowok ikut cheer???
Wwkwkwkwk….” Ejek Raka dan diiringi gemuruh tawa dari teman-temannya.
Gue yang terbawa emosi langsung samperin tuh tim basket,
“Simpen bacot lu, gue bisa buktiin bahwa cowok cheer lebih kuat dari cowok
basket!”
“Oh yeah?? Give me L, give me E, give me K, give me O, give
me N, give G, LEKONG!!!”
Dengan cepat gue menarik partner gue Natasya dan mengangkat
kakinya ke atas dengan vertical, “LOOK AT ME! Lu pada belum tentu bisa begini!”
Raka mengerutkan keningnya dan menarik satu cewek cheer buat
dia angkat. Benar saja, dia si mulut besar ternyata tangannya belum lurus saja
dia sudah menjatuhkan orang yang dia angkat, “Ahh shit!” umpatnya.
“Who the loser now?”
Namun pertarungan kami di bubarkan saat pelatih dari tim
kami masing-masing datang dan kami pun kembali focus berlatih.
@@@@@@@@@@@@@
Sesampainya di rumah, gue lebih suka menyindiri di kamar
pada sore hari dari pada hangout dengan teman-teman, gue mengutak-atik laptop
merah milik gue dan membuka situs jejaring social facebook gue, dan mengupdate
status beberapa menit lalu.
Sandy Fabregas
I LOVE YOU!!!!!!!!!!
Raka Cool Bgt
LOVE YO
TOO….
Baru
saja Suka Hapus
Gue
langsung kaget dengan komentar barusan, dan dengn cepat gue buka profil si
komentator, oh yeah yang benar saja, ternyata memang Raka teman sekelas gue,
muka gue langsung merah, dan dengan cepat gue balas.
Sandy
Fabregas
Are u
kidding??
Baru
saja Suka Hapus
Gak
sampai beberapa detik gue nunggu langsung dapat balasan.
Raka Cool Bgt
Ya jelas lah BEGO! Ahahaha ngarep banget lu?
Baru saja Suka Hapus
Kepala gue langsung mendidih karena emosi, gak di real atau
maya dia selalu ada buat ngusik gue, gak bisakah dia bersikap manis sedikit
saja? Mungkin gue bisa benar-benar cinta dia kalau dia seperti yang gue
harapkan.
Sandy Fabregas
FUCK!! ┌П┐(◣_◢)┌П┐
Baru
saja Suka Hapus.
Dan perang komentar pun di mulai yang bikin komentar status
gue jadi puluhan, ada yang berusaha mendamaikan dan ada juga yang mengadu
domba, namun suara ketukan pintu mengusik kehidupan dunia maya gue.
TOK… TOK…
“Berisik! Lain kali aja,” bentak gue.
“Cepetan buka gak!” terdengar suara Tina dan Tini dari luar.
Gue pun membuka pintu dengan malasnya, “Ada apa sih???”
“Cepetan mandi dan dadan yang cakep dan wangi!” celetuk
Tina.
“Apa-apaan nih?” Tanya gue kebingungan.
“Jangan banyak Tanya!” bentak Tini.
“Gue gak mau, KELUAR!!!”
“Ok, fine… sekarang lu ikutin kata kita karena lu dapat
kencan malam ini, temen kita Clara ngefans sama lu dan dia mau ngajak lu
kencan!”
“Seenak jidat lu pada! Kalian kira gue mau.”
“Harus mau, kalu gak… video dan foto-foto lu yang lagi onani
kita sebarin!!!”
Muka gue langsung memerah dan dengan seketika gue teriak,
“DARI MANA KALIAN DAPATKAN INI????”
“Dari mana aja boleh, kita kan pintar, kalau lu gak mau ini
tersebar lu harus mau jadi budak kita dan ngikutin apa kata kita.”
@@@@@@@@@@@@@
(━┳━Д ━┳━) Dengan berat hati gue jalan ke
mall Mangga Dua Square sendirian kaya orang bego,
katanya yang namanya Clara pake baju pink terusan tapi gak nentuin di mana
ketemuannya, dasar bego.
Saat berjalan tiba-tiba tangan gue di tarik seseorang, “Ikut
eke chiin… eke perlu bantuan yey…”
Gue terbengong-bengong namun tetep ngikutin tuh banci.
“Gini chin, model kita baru saja kecelakaan dan kita
kekurangan satu model, yey mau kan gantiin jadi model? Jalan di cat walk gitu,
nanti eke bayar deh chiin…”
“Pake baju apa emang???” Tanya gue bingung.
“Gaun cantik ini chiin, mau ye?”
“Gila lu! Gue cowok, kaya gak ada cewek lain aja di mall
ini.”
“Gak ada waktu chin… jahara yey gak mau bantuin eke, kasian
kan karya terbaik Tex Sevario gak ada yang make..”
“Tex Sevario??? Serius lu ini baju karya dia?”
“Suwer deeh chiin…”
“Gue ngefans sama tuh orang, janji ya kalau gue mau bantuin
gue boleh foto bareng Tex.”
“Sipp deh chiin, cipok pun yey boleh.”
Gue pun di dandanin, di pakaikan make up tapi gue gak mau
tebal-tebal, pakai soflens biru yang butuh 5 orang buat nangkapin badan gue
supaya diam baru masuk soflensnya, pakai lipstick pink, pakai wig, bra dengan
silicon, topeng, high heels dan terakhir gaun cantik buatan Tex, gue jadi
terlihat seperti cewek beneran karena badan gue emang ramping jadi gak ketahuan
cowoknya.
Saat-saat mendebarkan sudah di ujung mata, gue mengintip di
balik panggung cat walk, ada cukup bayak penonton yang bikin tangan gue dingin
karena gugup, dan si bencong tadi nyuruh gue jalan dan gue pun melangkah dengan
perlahan sambil mengibas-kibas gaun mekar gue dan memamerkan senyuman di bibir
pink gue.
Saat sampai di ujung panggung cat walk gak sengaja gue liat
ada pohon natal besar rada bergoyang seolah mau jatuh dan di bawahnya ada
orang, dengan cepat gue lepas high heels gue dan berlari sambil bersalto ala
cheer leader untuk menyelamatkan orang itu…
BRAAAKKK!!!!!!!!!
Pohon itu pun benar-benar jatuh, namun gue sempat menerjang
orang tadi ke pinggir, gue sedikit tersengal-sengal.
“Aahh… te-terimakasih…” ucap orang yang gue selamatkan tadi
dengan terbata.
“Hmmm tapi lepaskan tanganmu dari bokongku,” ucap gue selembut
mungkin, muka gue langsung memerah
karena ternyata dia Raka.
‘’Eh maaf hehe reflek…”
Gue berusaha bangkit
dan berjalan ke arah fashion show tadi, terdengar Raka memanggil-manggil gue namun gak gue ladenin.
*Raka POV*
Cewek tadi benar-benar awesome, selain dewi penyelamat dia
juga satu-satunya cewek yang berhasil buat detak jantung gue sangat kencang.
Siapa dia??? gue harus mendapatkannya.
Dan gue sedikit dapat petunjuk karena dia menjatuhkan jam
tangan mahal limited edition ini, gue akan mencari daftar pembelinya.
Gue akan dapatkan cewek bermata biru, berbibir pink dan
berbokong kencang itu!!!!!
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar