Kursus Ciuman
By: Yanz
Catatan: cerita ini reqq dan idenya dari adikku unyu sayang Ancha Achan
II. Kan dari kemarin capek dibikin nangis mulu sekarang mari kita bermesum ria
*dikeroyok* cekidot guys!
“Hmm…” gumam pemuda berambut hitam kebiruan itu pelan sambil
terus menatap layar laptopnya.
Wajahnya sedikit tercengang saat salah satu teman
facebooknya menyukai sebuah fans page yang bernama ‘Kursus Ciuman ala Radit’
dan hal itu membuatnya sedikit tertarik. Dia mulai menekan tombol ‘sukai’ dan
membaca beberapa status yang ada di page itu. Terpampang sebuah alamat rumah
Radit yang ternyata tidak terlalu jauh dari rumahnya, hanya beda satu Kecamatan
dan Pemuda berambut biru itu menyeringai aneh.
Panggil saja pemuda berambut hitam kebiruan itu Davy. Dia
pemuda berumur 17 tahun yang masih memiliki banyak sisi polos dan selalu
penasaran akan hal baru. Salah satunya ‘ciuman’. Selama ini dia hanya bisa
melihat adegan mesra nan indah tersebut di layar kaca saja, namun dia mulai
nekat setelah mampir di FP Radit tadi. Sedangkan Radit adalah pakar cinta yang
berumur 22 tahun. Ahli dalam berciuman, hal intim, hal romantis dan dia
terkenal sebagai seorang playboy kelas kakap. Dia menjadi playboy bukan hanya
karena rupanya yang mempesona namun keahliannya dalam bidang percintaan.
Meskipun begitu banyak hati perempuan yang dia sakiti tapi dia bukanlah orang
yang pantas untuk dibenci menurut para mantannya. Dia selalu memilih break
dengan cara baik-baik dan sopan sehingga bisa meredam amarah para korban dan
dia pun tidak pernah sombong dengan para mantannya jadi walaupun break mereka
tidak pernah lost contact.
Okay sekian penjelasan tentang dua tokoh yang bergender sama
namun kepribadian berbeda ini, mari kita lihat Davy yang sedang di perjalanan
menuju rumah Radit.
Davy melangkahkan kakinya di depan rumah Radit yang memiliki
cat caramel itu. Antrian para wanita begitu banyak yang membuat Davy harus
sabar menunggu. Setelah menunggu kurang lebih 45 menit, akhirnya giliran Davy
pun tiba.
“Suruh masuk pasien terakhir, sisanya suruh pulang,” teriak
suara dari dalam rumah. Dan si pengawal tadi menyuruh Davy masuk sedangkan
wanita-wanita di belakang Davy disuruh pulang.
Davy melihat Radit yang sedang terbaring di kasur putihnya
dan memencet BB yang ada di tangannya, “Silakan duduk say,” kata Radit tanpa
menoleh ke arah Davy.
“Ah iya…” kata Davy singkat.
Radit terkejut mendengar suara yang gak biasanya dia dengar
dari pasiennya, “Waw… Cowok, ada perlu apa kau ke sini?” Tanya Radit tersenyum
ramah namun mengerutkan keningnya karena bingung.
“Mau kursus ciuman,” kata Davy polos dan tanpa beban.
“Hahaha… Well, aku sangat terkejut untuk pertama kalinya aku
mendapatkan tamu istimewa yaitu cowok imut seperti kau. Before, aku tidak
pernah mengalaminya. Tapi karena kau sudah jauh-jauh datang kemari tentu akan
kulayani dengan adil.”
“Iya mas, aku siap.”
“Siap apa? Hahahaha…” kata Radit sambil mencubit kedua pipi
Davy gemas, “Kau itu masih kecil sekali ya. Berapa umurmu?”
“Aku bukan anak kecil. Aku sudah 17 tahun,” jawab Davy
ketus.
“Ok. Jangan buang waktu. Pertama-tama kamu santai saja.
Jangan tegang, bahumu jangan terlalu kaku,” kata Radit tersenyum dan
menepuk-nepuk kedua bahu Davy.
“Siap!”
“Pertama, harus melakukan Ciuman Pembuka. Jenis ciuman ini bisa dilakukan secara rileks
sebagai tahap awal melakukan aktivitas seks. Meski rileks, tetapi jenis ciuman
ini bisa memberikan perasaan mesra di antara masing-masing pasangan.
Ciuman pembuka ini
dilakukan dengan cara mulut tetap tertutup antara bibir beradu dengan bibir.
Saat menempelkan mulut dilakukan dengan penuh kelembutan. Untuk menambah
sensasi rasa yang dimunculkan kamu bisa melakukan dengan mata terpejam.
Selain itu obyeknya
juga bisa dilakukan pada pipi atau kening. Juga bisa kamu lakukan pada rambut,
telapak tangan, dan punggung, serta daerah bagian dalam leher, dan bahkan puting
payudara pasanganmu nanti,” kata Radit yang mulai mendekatkan wajah, mengecup
lembut bibir atas Davy dan bibir bawahnya secara bergantian sedangkan tangannya
mengusap lembut kepala Davy.
“Siapa yang ingin melakukan sex?” tanya Davy dengan tatapan
polos.
“Yaampun adikku sayang. Tentu saja itu salah satu tujuan
ciuman kan? Sex itu bertahap dari pegangan tangan, ciuman, raba-rabaan,
bercumbu dan making love. Jangan terlalu sok polos.”
“Iya~” balas Davy lemas.
“Tahap selanjutnya, Ciuman Kering. Ini merupakan tingkatan
lebih lanjut setelah ciuman pembuka. Tekniknya adalah dengan sedikit membuka
mulut saat berciuman, hembuskan sedikit angin melalui mulut kemudian tempelkan
dengan lembut dan perasaan mesra. Tahanlah sebentar untuk menikmati
getaran-getarannya. Setelah itu angkat perlahan-lahan dan lakukan gerakan
tersebut berulang-ulang pada bagian ujung jari, belahan bibir, mata, pangkal
lengan, pangkal leher,” ucap Radit sambil melakukan instruksinya pada Davy.
“Uhh~” Davy hanya mendesah pelan saat bibir Radit berada
dilehernya.
“Tahap selanjutnya, Ciuman Basah. Ciuman basah dilakukan
dengan cara mulut dibuka, kemudian basahilah mulut dengan lidah dengan gerakan
memutar sehingga bibir terlihat basah dan merekah oleh jilatan. Setelah bibir
dirasa basah, ciumkan ke bagian-bagian tubuh pasanganmu. Dalam keadaan mencium
mainkan lidahmu sehingga menyentuh kulit pasanganmu. Selain membasahi
daerah-daerah seperti bibir, leher, dada, dan bagian tubuh sensitif lainnya,
kamu juga bisa melakukannya di punggung pasanganmu.”
“Eemmmhh… Eummmmhh…” Davy mulai melakukan hal yang Radit
perintahkan. Kemudian Davy mengulum bibir Radit, menikmati bibir Radit bagaikan
menikmati permen. Tidak hanya itu, lidah Davy melesak masuk dalam mulut Radit,
bermain dan menari indah di langit-langit Radit. Kemudian Davy menghisap bibir
Radit penuh nafsu, hisapan yang bertenaga ditambah lenguhan nikmat nan erotis,
tangan Davy juga bergerayang di pinggul Radit. Tidak cukup di situ, Davy juga
menggigit pelan bibir Radit yang menimbulkan sengatan bergejolak pada Radit.
“Tu-tunggu… Aku belum menuntunmu ke arah sana tapi kenapa
kau sudah melakukannya?” Tanya Radit gugup sambil menangkup kedua pipi chubby
Davy.
“Arah apa? Aku tidak mengerti maksudmu, Mas.”
“Mengulum, menghisap, mengigit? Kau sudah tau urutannya
sebelumnya?”
“Entahlah, mas. Aku hanya mengikuti naluriku yang
menginginkan hal ‘itu’”
“Waw… Awesome. Bakat alami kah?” tanya Radit ragu. Davy
hanya mengangkat bahunya. Radit kembali melanjutkan perkataannya, “Ok, kuberi
kau nilai 99, oh tidak tapi 100. Karena kau berhasil membuat penisku berdenyut
dan horny hahahaha…”
“Horny itu apa?” tanya Davy masih dengan tatapan polosnya.
Radit kembali tertawa, dia mengambil air mineral yang ada di meja kemudian
menenggaknya.
“Well… Horny itu perasaan yang muncul, yang membuat orang
ingin melakukan sex. Kau pernah melakukan sex?” tanya Radit mendekatkan
duduknya.
“Boro-boro sex, ciuman saja baru kali ini.”
Tawa Radit kembali pecah dan memukul-mukul kasur dengan
gemas, “Benar-benar masih suci dan polos,” desis Radit. Dia menelan air liurnya
saat menatap wajah imut Davy. Dia kembali mendekatkan wajah, melumat bibir Davy
dengan lembut, tangannya bergerayangan di dada dan perut Davy kemudian merebahkan
tubuh Davy perlahan.
“Aaah~ geli mas. Tapi rasanya enak eemmmhhh,” Davy meremas
bokong Radit yang sedang menindihinya.
Radit kembali menatap wajah Davy. Dia menciumi wajah Davy
perlahan dan lembut kemudian menghembuskan nafas di kuping Davy yang membuat
Davy menggeliat dalam dekapan Radit. Ciuman Radit turun ke leher Davy,
menghisap dan menggigit leher bening itu dengan lembut namun meninggalkan
bercak merah.
“Umm… Bisa buka pakaianmu?” pinta Radit lembut dan mengusap
pipi Davy.
“Hu’um!” gumam Davy pelan. Radit pun bangkit dari tubuh Davy
kemudian melepaskan semua pakaiannya begitupun Davy. Radit menatap penisnya
sesaat, penisnya yang setengah bangkit sudah lurus namun belum tegang mencapai
pusar. Kemudian Radit menatap tubuh polos Davy. Benar-benar mulus, putih dan
bersih, bulunya pun masih sangat tipis menghiasi penisnya yang juga mulai
tegang.
“Euummmhh… Ummmmhhh Ssssrrpphh…” Radit menghisap dan menjilat dada Davy penuh nafsu, ditambah
dengan gigitan lembut.
“Ah ahahaha… geli mas, aaahh…” kata Davy sambil meremas
rambut Radit.
Radit berfikir, ada mudahnya bercinta dengan cowok karena
dia tau persis dimana titik sensitive pria, yaitu kuping, bagian dalam lengan,
tengkuk, nipple, bokong, persendian belakang lutut dan tentu saja penis. Tak
hanya cewek, cowok pun perlu foreplay sebelum bercinta dan Radit menjamah 7
titik sensitive itu dengan penuh nafsu. Puas menghisap dada Davy akhirnya Radit
merayap ke bawah. Di tatapnya penis kemerahan yang tegang itu, dielusnya pelan
ujung penis Davy kemudian menjilat penis ujung Davy dengan lembut.
“Eeemmhh… sssrrpphh… Kau suka?” tanya Radit mendongak
menatap Davy.
“Aaaahh… Yaah… Oooohh aku suka sekali mas, enak eemmmhh…
teruss aahh…” kata Davy sambil meremas spray dan memejamkan matanya.
Radit mengangkat kaki Davy kemudian menjilat belakang lutut
Davy yang membuatnya menggeliat geli. Lidah Radit pindah ke paha mulus Davy,
menghisap dan menggigitnya penuh nafsu. Kemudian mulutnya turun,
menghisap-hisap testis Davy dengan gemas dan tangannya mengocok penis Davy.
Davy hanya bisa memejamkan matanya menikmati sensasi bercinta untuk pertama
kalinya yang membuat gejolak aneh pada tubuhnya. Dia terus menggeliat menikmati
tiap sentuhan tangan maupun bibir Radit yang menjelajahi tubuh polosnya.
“Eummm, tidak begitu buruk. Walaupun ini kali pertama buatku
memasukkan penis orang dalam mulutku tapi aku langsung menyukainya,” kata Radit
kemudian menghisap penis Davy dengan kemampuannya yang apa adanya namun dia
cukup belajar dari teory saja cukup membuat Davy menggelinjang nikmat.
Radit kembali naik, mengangkat tangan Davy, menjilat dan
mengigit ketiak bersih Davy, “Ahhh… aahahahhahaa… geli mas, aku gak tahan,
cukup! Aaakkkhh!” brontak Davy namun Radit menahan kedua tangan mungil itu
sehingga Davy tidak berdaya. Radit yang berada di atas tubuh Davy
menggesek-gesekkan penis mereka yang bertemu. Davy benar-benar merasa tubuhnya
bergejolak hebat dan sangat susah mengendalikan dirinya sehingga dia menggerang
bercampur tertawa akan sentuhan Davy.
“Maukah menghisap penisku?” tanya Radit sambil menjilat
bibir bawah Davy. Wajah Davy sudah sangat memerah bagaikan tomat, tapi dia
mengangguk saja untuk perintah Radit.
Radit mengangkat tubuh Davy untuk mendudukkannnya. Radit
bangkit dan berlutut sedangkan Davy mulai membungkuk menghadap dengan penis
Radit yang mengacung tinggi. Davy menggenggam penis yang panjangnya sekitar 17
cm itu kemudian menjilat ujungnya, setelah cukup dengan jilatan akhirnya Davy
memberanikan diri mengulum seluruh penis itu hingga masuk ke pangkal
tenggorokannya. Davy memaju-mundurkan kepalanya di depan penis Radit,
“Sssrrrpphh… Srrppphh.. Ummmhh… Sssrrrpphh… Lezat…” ucap Davy di sela-sela
hisapannya. Tangannya juga menggenggam testis kenyal Radit dengan gemas yang
membuat Radit mendesah nikmat. Sekitar sepuluh menit Davy menghisap penis Radit
hingga akhirnya Radit meminta Davy berhenti. Dia kembali merebahkan tubuh
mungil Davy, mengecup tengkuknya kemudian bibirnya dengan lembut, “Ummmm… Aku
penasaran, bolehkah aku memasuki lubangmu?” kata Radit sambil memasukkan
jari-jarinya ke dalam lubang sempit Davy.
“Aaakhh… Itu… emmhh.. Hu’um, aku mau!” kata Davy mantap.
Davy memeluk erat leher Radit kemudian Radit memasukkan
perlahan penisnya ke dalam lubang sempit Davy, “Aaaarrgghhhh…. Sa-sakit!!!”
teriak Davy sambil memukul-mukul dada Radit, padahal baru setengah masuk.
Radit menggenggam erat kedua tangan Davy kemudian mencium
tangan Davy secara lembut dan bergantian. Radit kembali memasukkan lebih dalam
penisnya sambil menciumi wajah imut Davy sehingga Davy bisa sedikit tenang
walaupun tidak bisa menghentikan erangannya karena sakit yang luar biasa. Davy
merasa dadanya berdetak begitu kencang saat menatap wajah tampan Radit.
“Tenang sayang… Jangan takut,” kata Radit sambil mengemut
bibir Davy sedangkan pinggulnya bergerak maju mundur. Meskipun penis Radit
sudah sangat keras namun dia masih sulit memasukkan penisnya dengan lancar
karena lubang Davy yang sangat sempit. Sesekali Radit membasahi penisnya dengan
saliva untuk membasahi dan memperlicin pompaannya.
“Aaaahh… Oooohhh… Eeehhh… Gaaahhh.. Mas, sakit sekali
aaakkhhh,” erang Davy sambil meremas bahu Radit dan menggigit bahu Radit.
“Tenang, aku akan membuatmu lebih nyaman eemmmhhh… Uuuhhh…
Aaaahhh…” Radit menjilati kuping Davy, menghisap lehernya, mengocok penisnya dan
memompa lubangnya. Davy benar-benar menggerang saat kenikmatan atas enjotan
Radit mulai muncul. Radit sedikit mengerutkan keningnya, dia merasa lubang Davy
berdenyut-denyut seolah menjepit penisnya lebih kencang kemudian dia melepaskan
penisnya sebelum spermanya muncrat. Radit mengocok penisnya dengan cepat di
atas perut Davy dan…
Crrooott… Crroooottt.. Croott…
Dengan kencang sperma itu menembak dan membasahi tubuh Davy,
“Aaaaahh…. Nikmat sekali~”
Davy masih terpaku dengan wajah yang memerah. Tanpa banyak
bicara, Radit mengocok penis Davy yang belum keluar, “Aaaahhh… Terus mas…
Oooohhh enak sekali aaakkkhhh…” Radit juga memainkan ujung jempolnya di ujung
penis Davy sambil meremas testis Davy. Kemudian dia menghisap penis Davy.
Kepalanya naik turun seirama dengan erangan Davy kemudian…
Crooott… Crooott… Croott..
Davy pun memuntahkan sperma hangatnya di dalam mulut Radit
kemudian Radit menelan seluruh spermanya. Dia naik ke atas dan melumat bibir
Davy untuk berbagi sperma yang ada di mulutnya.
“Thanks… Kau memberikanku pengalaman yang luar biasa, Davy,”
ucap Radit pelan sambil mengecup lembut kening Davy.
Davy hanya tersenyum dan memeluk dada Radit. Radit
membaringkan tubuhnya ke samping, karena lelah yang mendera mereka pun tertidur
dengan pelukan yang sangat hangat nan mesra.
END
Thanks sudah baca. bagaimana? Komentar please, karena
komentar kalian adalah nafas dan semangat admin yanz yang membuat yanz bertahan
menulis detik ini, dan komentar kalian adalah penghargaan yang sangat berarti
buat yanz.
Numpang promo FB: http://m.facebook.com/daniel.yanuar4/
berlangganan FBku please? Kalau ada keperluan kalian bisa menghubungiku
langsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar