Rabu, 16 Mei 2012

Kursus Ciuman


Kursus Ciuman
By: Yanz
Catatan: cerita ini reqq dan idenya dari adikku unyu sayang Ancha Achan II. Kan dari kemarin capek dibikin nangis mulu sekarang mari kita bermesum ria *dikeroyok* cekidot guys!


“Hmm…” gumam pemuda berambut hitam kebiruan itu pelan sambil terus menatap layar laptopnya.
Wajahnya sedikit tercengang saat salah satu teman facebooknya menyukai sebuah fans page yang bernama ‘Kursus Ciuman ala Radit’ dan hal itu membuatnya sedikit tertarik. Dia mulai menekan tombol ‘sukai’ dan membaca beberapa status yang ada di page itu. Terpampang sebuah alamat rumah Radit yang ternyata tidak terlalu jauh dari rumahnya, hanya beda satu Kecamatan dan Pemuda berambut biru itu menyeringai aneh.

Panggil saja pemuda berambut hitam kebiruan itu Davy. Dia pemuda berumur 17 tahun yang masih memiliki banyak sisi polos dan selalu penasaran akan hal baru. Salah satunya ‘ciuman’. Selama ini dia hanya bisa melihat adegan mesra nan indah tersebut di layar kaca saja, namun dia mulai nekat setelah mampir di FP Radit tadi. Sedangkan Radit adalah pakar cinta yang berumur 22 tahun. Ahli dalam berciuman, hal intim, hal romantis dan dia terkenal sebagai seorang playboy kelas kakap. Dia menjadi playboy bukan hanya karena rupanya yang mempesona namun keahliannya dalam bidang percintaan. Meskipun begitu banyak hati perempuan yang dia sakiti tapi dia bukanlah orang yang pantas untuk dibenci menurut para mantannya. Dia selalu memilih break dengan cara baik-baik dan sopan sehingga bisa meredam amarah para korban dan dia pun tidak pernah sombong dengan para mantannya jadi walaupun break mereka tidak pernah lost contact.

Okay sekian penjelasan tentang dua tokoh yang bergender sama namun kepribadian berbeda ini, mari kita lihat Davy yang sedang di perjalanan menuju rumah Radit.
Davy melangkahkan kakinya di depan rumah Radit yang memiliki cat caramel itu. Antrian para wanita begitu banyak yang membuat Davy harus sabar menunggu. Setelah menunggu kurang lebih 45 menit, akhirnya giliran Davy pun tiba.

“Suruh masuk pasien terakhir, sisanya suruh pulang,” teriak suara dari dalam rumah. Dan si pengawal tadi menyuruh Davy masuk sedangkan wanita-wanita di belakang Davy disuruh pulang.

Davy melihat Radit yang sedang terbaring di kasur putihnya dan memencet BB yang ada di tangannya, “Silakan duduk say,” kata Radit tanpa menoleh ke arah Davy.

“Ah iya…” kata Davy singkat.

Radit terkejut mendengar suara yang gak biasanya dia dengar dari pasiennya, “Waw… Cowok, ada perlu apa kau ke sini?” Tanya Radit tersenyum ramah namun mengerutkan keningnya karena bingung.

“Mau kursus ciuman,” kata Davy polos dan tanpa beban.

“Hahaha… Well, aku sangat terkejut untuk pertama kalinya aku mendapatkan tamu istimewa yaitu cowok imut seperti kau. Before, aku tidak pernah mengalaminya. Tapi karena kau sudah jauh-jauh datang kemari tentu akan kulayani dengan adil.”

“Iya mas, aku siap.”

“Siap apa? Hahahaha…” kata Radit sambil mencubit kedua pipi Davy gemas, “Kau itu masih kecil sekali ya. Berapa umurmu?”

“Aku bukan anak kecil. Aku sudah 17 tahun,” jawab Davy ketus.

“Ok. Jangan buang waktu. Pertama-tama kamu santai saja. Jangan tegang, bahumu jangan terlalu kaku,” kata Radit tersenyum dan menepuk-nepuk kedua bahu Davy.

“Siap!”

“Pertama, harus melakukan Ciuman Pembuka.  Jenis ciuman ini bisa dilakukan secara rileks sebagai tahap awal melakukan aktivitas seks. Meski rileks, tetapi jenis ciuman ini bisa memberikan perasaan mesra di antara masing-masing pasangan.

 Ciuman pembuka ini dilakukan dengan cara mulut tetap tertutup antara bibir beradu dengan bibir. Saat menempelkan mulut dilakukan dengan penuh kelembutan. Untuk menambah sensasi rasa yang dimunculkan kamu bisa melakukan dengan mata terpejam.

 Selain itu obyeknya juga bisa dilakukan pada pipi atau kening. Juga bisa kamu lakukan pada rambut, telapak tangan, dan punggung, serta daerah bagian dalam leher, dan bahkan puting payudara pasanganmu nanti,” kata Radit yang mulai mendekatkan wajah, mengecup lembut bibir atas Davy dan bibir bawahnya secara bergantian sedangkan tangannya mengusap lembut kepala Davy.

“Siapa yang ingin melakukan sex?” tanya Davy dengan tatapan polos.

“Yaampun adikku sayang. Tentu saja itu salah satu tujuan ciuman kan? Sex itu bertahap dari pegangan tangan, ciuman, raba-rabaan, bercumbu dan making love. Jangan terlalu sok polos.”

“Iya~” balas Davy lemas.

“Tahap selanjutnya, Ciuman Kering. Ini merupakan tingkatan lebih lanjut setelah ciuman pembuka. Tekniknya adalah dengan sedikit membuka mulut saat berciuman, hembuskan sedikit angin melalui mulut kemudian tempelkan dengan lembut dan perasaan mesra. Tahanlah sebentar untuk menikmati getaran-getarannya. Setelah itu angkat perlahan-lahan dan lakukan gerakan tersebut berulang-ulang pada bagian ujung jari, belahan bibir, mata, pangkal lengan, pangkal leher,” ucap Radit sambil melakukan instruksinya pada Davy.

“Uhh~” Davy hanya mendesah pelan saat bibir Radit berada dilehernya.

“Tahap selanjutnya, Ciuman Basah. Ciuman basah dilakukan dengan cara mulut dibuka, kemudian basahilah mulut dengan lidah dengan gerakan memutar sehingga bibir terlihat basah dan merekah oleh jilatan. Setelah bibir dirasa basah, ciumkan ke bagian-bagian tubuh pasanganmu. Dalam keadaan mencium mainkan lidahmu sehingga menyentuh kulit pasanganmu. Selain membasahi daerah-daerah seperti bibir, leher, dada, dan bagian tubuh sensitif lainnya, kamu juga bisa melakukannya di punggung pasanganmu.”

“Eemmmhh… Eummmmhh…” Davy mulai melakukan hal yang Radit perintahkan. Kemudian Davy mengulum bibir Radit, menikmati bibir Radit bagaikan menikmati permen. Tidak hanya itu, lidah Davy melesak masuk dalam mulut Radit, bermain dan menari indah di langit-langit Radit. Kemudian Davy menghisap bibir Radit penuh nafsu, hisapan yang bertenaga ditambah lenguhan nikmat nan erotis, tangan Davy juga bergerayang di pinggul Radit. Tidak cukup di situ, Davy juga menggigit pelan bibir Radit yang menimbulkan sengatan bergejolak pada Radit.

“Tu-tunggu… Aku belum menuntunmu ke arah sana tapi kenapa kau sudah melakukannya?” Tanya Radit gugup sambil menangkup kedua pipi chubby Davy.

“Arah apa? Aku tidak mengerti maksudmu, Mas.”

“Mengulum, menghisap, mengigit? Kau sudah tau urutannya sebelumnya?”

“Entahlah, mas. Aku hanya mengikuti naluriku yang menginginkan hal ‘itu’”

“Waw… Awesome. Bakat alami kah?” tanya Radit ragu. Davy hanya mengangkat bahunya. Radit kembali melanjutkan perkataannya, “Ok, kuberi kau nilai 99, oh tidak tapi 100. Karena kau berhasil membuat penisku berdenyut dan horny hahahaha…”

“Horny itu apa?” tanya Davy masih dengan tatapan polosnya. Radit kembali tertawa, dia mengambil air mineral yang ada di meja kemudian menenggaknya.

“Well… Horny itu perasaan yang muncul, yang membuat orang ingin melakukan sex. Kau pernah melakukan sex?” tanya Radit mendekatkan duduknya.

“Boro-boro sex, ciuman saja baru kali ini.”

Tawa Radit kembali pecah dan memukul-mukul kasur dengan gemas, “Benar-benar masih suci dan polos,” desis Radit. Dia menelan air liurnya saat menatap wajah imut Davy. Dia kembali mendekatkan wajah, melumat bibir Davy dengan lembut, tangannya bergerayangan di dada dan perut Davy kemudian merebahkan tubuh Davy perlahan.

“Aaah~ geli mas. Tapi rasanya enak eemmmhhh,” Davy meremas bokong Radit yang sedang menindihinya.

Radit kembali menatap wajah Davy. Dia menciumi wajah Davy perlahan dan lembut kemudian menghembuskan nafas di kuping Davy yang membuat Davy menggeliat dalam dekapan Radit. Ciuman Radit turun ke leher Davy, menghisap dan menggigit leher bening itu dengan lembut namun meninggalkan bercak merah.

“Umm… Bisa buka pakaianmu?” pinta Radit lembut dan mengusap pipi Davy.

“Hu’um!” gumam Davy pelan. Radit pun bangkit dari tubuh Davy kemudian melepaskan semua pakaiannya begitupun Davy. Radit menatap penisnya sesaat, penisnya yang setengah bangkit sudah lurus namun belum tegang mencapai pusar. Kemudian Radit menatap tubuh polos Davy. Benar-benar mulus, putih dan bersih, bulunya pun masih sangat tipis menghiasi penisnya yang juga mulai tegang.

“Euummmhh… Ummmmhhh Ssssrrpphh…” Radit menghisap  dan menjilat dada Davy penuh nafsu, ditambah dengan gigitan lembut.

“Ah ahahaha… geli mas, aaahh…” kata Davy sambil meremas rambut Radit.

Radit berfikir, ada mudahnya bercinta dengan cowok karena dia tau persis dimana titik sensitive pria, yaitu kuping, bagian dalam lengan, tengkuk, nipple, bokong, persendian belakang lutut dan tentu saja penis. Tak hanya cewek, cowok pun perlu foreplay sebelum bercinta dan Radit menjamah 7 titik sensitive itu dengan penuh nafsu. Puas menghisap dada Davy akhirnya Radit merayap ke bawah. Di tatapnya penis kemerahan yang tegang itu, dielusnya pelan ujung penis Davy kemudian menjilat penis ujung Davy dengan lembut.

“Eeemmhh… sssrrpphh… Kau suka?” tanya Radit mendongak menatap Davy.

“Aaaahh… Yaah… Oooohh aku suka sekali mas, enak eemmmhh… teruss aahh…” kata Davy sambil meremas spray dan memejamkan matanya.

Radit mengangkat kaki Davy kemudian menjilat belakang lutut Davy yang membuatnya menggeliat geli. Lidah Radit pindah ke paha mulus Davy, menghisap dan menggigitnya penuh nafsu. Kemudian mulutnya turun, menghisap-hisap testis Davy dengan gemas dan tangannya mengocok penis Davy. Davy hanya bisa memejamkan matanya menikmati sensasi bercinta untuk pertama kalinya yang membuat gejolak aneh pada tubuhnya. Dia terus menggeliat menikmati tiap sentuhan tangan maupun bibir Radit yang menjelajahi tubuh polosnya.

“Eummm, tidak begitu buruk. Walaupun ini kali pertama buatku memasukkan penis orang dalam mulutku tapi aku langsung menyukainya,” kata Radit kemudian menghisap penis Davy dengan kemampuannya yang apa adanya namun dia cukup belajar dari teory saja cukup membuat Davy menggelinjang nikmat.

Radit kembali naik, mengangkat tangan Davy, menjilat dan mengigit ketiak bersih Davy, “Ahhh… aahahahhahaa… geli mas, aku gak tahan, cukup! Aaakkkhh!” brontak Davy namun Radit menahan kedua tangan mungil itu sehingga Davy tidak berdaya. Radit yang berada di atas tubuh Davy menggesek-gesekkan penis mereka yang bertemu. Davy benar-benar merasa tubuhnya bergejolak hebat dan sangat susah mengendalikan dirinya sehingga dia menggerang bercampur tertawa akan sentuhan Davy.

“Maukah menghisap penisku?” tanya Radit sambil menjilat bibir bawah Davy. Wajah Davy sudah sangat memerah bagaikan tomat, tapi dia mengangguk saja untuk perintah Radit.

Radit mengangkat tubuh Davy untuk mendudukkannnya. Radit bangkit dan berlutut sedangkan Davy mulai membungkuk menghadap dengan penis Radit yang mengacung tinggi. Davy menggenggam penis yang panjangnya sekitar 17 cm itu kemudian menjilat ujungnya, setelah cukup dengan jilatan akhirnya Davy memberanikan diri mengulum seluruh penis itu hingga masuk ke pangkal tenggorokannya. Davy memaju-mundurkan kepalanya di depan penis Radit, “Sssrrrpphh… Srrppphh.. Ummmhh… Sssrrrpphh… Lezat…” ucap Davy di sela-sela hisapannya. Tangannya juga menggenggam testis kenyal Radit dengan gemas yang membuat Radit mendesah nikmat. Sekitar sepuluh menit Davy menghisap penis Radit hingga akhirnya Radit meminta Davy berhenti. Dia kembali merebahkan tubuh mungil Davy, mengecup tengkuknya kemudian bibirnya dengan lembut, “Ummmm… Aku penasaran, bolehkah aku memasuki lubangmu?” kata Radit sambil memasukkan jari-jarinya ke dalam lubang sempit Davy.

“Aaakhh… Itu… emmhh.. Hu’um, aku mau!” kata Davy mantap.

Davy memeluk erat leher Radit kemudian Radit memasukkan perlahan penisnya ke dalam lubang sempit Davy, “Aaaarrgghhhh…. Sa-sakit!!!” teriak Davy sambil memukul-mukul dada Radit, padahal baru setengah masuk.

Radit menggenggam erat kedua tangan Davy kemudian mencium tangan Davy secara lembut dan bergantian. Radit kembali memasukkan lebih dalam penisnya sambil menciumi wajah imut Davy sehingga Davy bisa sedikit tenang walaupun tidak bisa menghentikan erangannya karena sakit yang luar biasa. Davy merasa dadanya berdetak begitu kencang saat menatap wajah tampan Radit.

“Tenang sayang… Jangan takut,” kata Radit sambil mengemut bibir Davy sedangkan pinggulnya bergerak maju mundur. Meskipun penis Radit sudah sangat keras namun dia masih sulit memasukkan penisnya dengan lancar karena lubang Davy yang sangat sempit. Sesekali Radit membasahi penisnya dengan saliva untuk membasahi dan memperlicin pompaannya.

“Aaaahh… Oooohhh… Eeehhh… Gaaahhh.. Mas, sakit sekali aaakkhhh,” erang Davy sambil meremas bahu Radit dan menggigit bahu Radit.

“Tenang, aku akan membuatmu lebih nyaman eemmmhhh… Uuuhhh… Aaaahhh…” Radit menjilati kuping Davy, menghisap lehernya, mengocok penisnya dan memompa lubangnya. Davy benar-benar menggerang saat kenikmatan atas enjotan Radit mulai muncul. Radit sedikit mengerutkan keningnya, dia merasa lubang Davy berdenyut-denyut seolah menjepit penisnya lebih kencang kemudian dia melepaskan penisnya sebelum spermanya muncrat. Radit mengocok penisnya dengan cepat di atas perut Davy dan…

Crrooott… Crroooottt.. Croott…

Dengan kencang sperma itu menembak dan membasahi tubuh Davy, “Aaaaahh…. Nikmat sekali~”

Davy masih terpaku dengan wajah yang memerah. Tanpa banyak bicara, Radit mengocok penis Davy yang belum keluar, “Aaaahhh… Terus mas… Oooohhh enak sekali aaakkkhhh…” Radit juga memainkan ujung jempolnya di ujung penis Davy sambil meremas testis Davy. Kemudian dia menghisap penis Davy. Kepalanya naik turun seirama dengan erangan Davy kemudian…

Crooott… Crooott… Croott..

Davy pun memuntahkan sperma hangatnya di dalam mulut Radit kemudian Radit menelan seluruh spermanya. Dia naik ke atas dan melumat bibir Davy untuk berbagi sperma yang ada di mulutnya.

“Thanks… Kau memberikanku pengalaman yang luar biasa, Davy,” ucap Radit pelan sambil mengecup lembut kening Davy.

Davy hanya tersenyum dan memeluk dada Radit. Radit membaringkan tubuhnya ke samping, karena lelah yang mendera mereka pun tertidur dengan pelukan yang sangat hangat nan mesra.

END

Thanks sudah baca. bagaimana? Komentar please, karena komentar kalian adalah nafas dan semangat admin yanz yang membuat yanz bertahan menulis detik ini, dan komentar kalian adalah penghargaan yang sangat berarti buat yanz.

Numpang promo FB: http://m.facebook.com/daniel.yanuar4/ berlangganan FBku please? Kalau ada keperluan kalian bisa menghubungiku langsung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar