“Bangun adikku sayang,”
ucap suara lembut itu seraya mengecup keningku.
Perlahan kubuka mataku dan mengerjapkannya, “Kakak Zai, aku
masih ngantuk,” ucapku manja sambil bergelayutan di dada orang yang kupanggil
kakak tersebut.
~Evil
Feeling ~
By:
Yanz fb: yanuar putra cassielf
Pemeran:
lee eunzaihae dan Daniel yanuar
“Zai hyung!!!” teriakku dari dalam kamar. Tapi orang yang
kucari tidak terlihat batang hidungnya. Tidak lama aku mencari, tercium bau
makanan yang begitu nikmat dari luar kamar, aku terbujuk melangkah mendatangi
bau tersebut dengan hanya handuk yang
melingkari pinggangku.
Sesampainya di dapur, kutatap tubuh orang yang aku cintai
itu dari belakang. Yeah… bukan sekedar sayang seorang adik ke kakak tapi rasa
sayang dan cinta kepada seorang kekasih.
Oiya aku lupa, namaku Daniel Yanuar dan orang yang kucintai ini orang
yang biasa kupanggil kakak zai bernama Fajar Indra Jaya, kak Zai satu-satunya orang yang aku sayang dan
merawatku dari kecil, sedangkan orang tuaku bisanya Cuma kerja, pulang kerumah
pun jarang, jadinya aku memilih tinggal bersama di kosan kecil miliknya,
sekarang umurku sudah 18 tahun namun aku masih sma, karena dulu sempat tinggal
kelas, sedangkan kak Zai berumur 25 tahun dan lagi sibuk-sibuknya nyusun
skripsi. Aku tidak perduli dengan perasaan berdosa ini, aku menyayanginya
teramat sangat, perhatian dan kelembutannya membuatku luluh, aku merasa dia lah
malaikatku.
Dia menoleh kearahku sambil membawa piring yang berisi nasi
goreng yang baru dia masak, “Yaampun, Yanz, kenapa belum pakai baju? Cepat pakai!!”
teriaknya jengkel sambil menutupi matanya.
“Memang kenapa hyung?” aku medekatinya sambil tersenyum
jahil.
“Aaah! Masih pagi ini, Yanz. Jangan goda hyung,” katanya
dengan memundurkan diri.
“Siapa yang menggoda hyung? Memang kenapa kalau masih pagi?”
tanyaku sok polos.
“Hissh… ayo cepat pakai bajumu sayang, hyung suka gak tahan
lihat kamu toples begitu,” bujuknya.
“Gak tahan gimana?” tanyaku memancing.
Dia mendengus kesal, “masih nakal ya, fatal akibatnya!”
katanya yang langsung menangkap tubuhku dengan cepat.
Aku tersentak kaget dan melepas pelukannya , “Ahahahaha aku
Cuma menggoda hyung! Tapi jangan harap bisa menyentuhku!” ejekku sambil berlari
ke balik meja.
Dia juga ikut berlari-lari mengejarku namun hasilnya nihil
mendapatkan tubuhku, tapi tiba-tiba handukku terlepas dari lingkaran
pinggangku, matanya terbelalak dan menatapku seperti binatang buas yang
kelaparan. Saat aku meraih handukku, dia melompat keatas meja dan menerkamku,
“Akhirnya mangsa yang nakal masuk perangkapnya sendiri,” cibir kak Zai dengan
seringaian yang membuatku bergidik.
“Aaakhh.. lepas hyung,” desahku saat kurasakan lidahnya
menjilati kupingku.
“Gak mau, Yanz harus dihukum dulu,” katanya lagi dengan
bibir yang turun menjelajahi leherku.
‘’Emmmmmhh… aaaaahhh.. hyunghh geli, a-ampun aaahh…”
ringisku saat dia menjilat dan menggigit kecil leherku.
“Gak ada ampun, huh! Emmmmhh…” ciumannya yang liar
berpindah-pindah dari leher ke bibirku, namun aku terus menggerang dan memohon
untuk dihentikan. Dan akhirnya dia hentikan aktifitas nakalnya itu.
“Haaah selamat…” aku bernafas lega.
“Huuh cepat pakai baju sebelum hyung kembali lepas kendali,”
katanya sambil menyerahkan handukku.
Aku meraih handuk itu dan kembali memakainya, “Gak mau, aku
sudah lapar.. hmmm nasi gorengnya terlihat nikmat,” kataku cengengesan dan
segera duduk menghadapi masakan kakakku ini.
“Hah dasar, tidak bisa dikasih tau,” dengusnya sambil
mengacak-acak rambutku dengan lembut.
“Ehehehehe siapa dulu dong kakaknya? ZAI!!” kataku mengejek.
Dia duduk disampingku sambil menatapku dengan lembut.
Tatapan yang membuatku nyaman dan hanyut dalam cintanya. Aku sedikit salah tingkah kalau ditatap begitu
terus.. huh!
Sebenarnya aku sangat ingin dia menjamah tubuhku lagi, namun
nyeri dilubangku karena tadi malam masih terasa. Hampir tiap malam kami
bercinta, kenikmatan itu bagaikan candu yang tidak bisa kami lepaskan, kami
sudah ketergantungan akan ‘permainan’ itu, aku tau ini salah tapi aku tidak
bisa menahan keinginanku, ditambah sentuhannya yang begitu lembut dan penuh
kasih sayang membuatku betah, hmmm… sebenarnya kami melakukan cinta terlarang
ini sejak empat tahun lalu, tepatnya saat umurku 14 tahun, dimana masa labilku
kumat… yaah semua salahku, kesalahan yang manis.
~~Flashback~~
“Okay, lampu
sudah mati semua dan dan pintu sudah terkunci,” kata Zai hyung sambil
menghempaskan tubuhnya dikasur di sampingku.
Ya, kami selalu tidur bersama dari kecil walaupun masih
banyak kamar tersedia, tapi aku lebih nyaman didekatnya, apalagi jika hujan
seperti sekarang pasti kami saling menghangatkan.
“Ne, hyung,” jawabku
dengan bahasa korea, kami berdua memang pecinta korea.
“Ayo merem sudah, apa perlu hyung nina boboin?” tanyanya
sambil tersenyum manis.
“Eemmmh.. gak.. hyung.. sebenarnya aku mau nanya…” tanyaku
ragu-ragu.
“Mau nanya apa sayangku hhmm?” katanya sambil memiringkan
tubuhnya kearahku.
“ML itu apa?” tanyaku dengan wajah polos, dia langsung shock
mendengar pertanyaanku.
“Hmm? Kok Yanz nanya begituan? Tau dari mana?”
“Dari teman-teman di sekolah, hyung.”
“Hisssh… gak penting, kamu jangan mikirin hal begituan ah..
belum cukup umur!” katanya yang kemudian menutupi kupingku.
Aku mendengus kesal dan memajukan bibirku karena tidak dapat
jawaban yang memuaskan, “Hyung pelit.. aku kan mau tau,” kataku dan langsung
membelikkan tubuhku.
Dia peluk tubuhku dengan erat dari belakang, “Jangan ngambek
dong, Yanz.”
“Cerita dulu, baru Yanz gak ngambek,” rengekku.
“Ehemmm.. ML itu… kalau bahasa indonesianya bercinta, tapi
seperti pengetahuan pada umumnya lebih focus pada sex.”
“Sex?” tanyaku pura-pura tidak tau.
“Yaaa… gitu lah.. hubungan intim sepasang kekasih,
tusuk-tusukan hahaha..”
“Eeemmm hyung punya videonya?” tanyaku antusias.
Dia kembali shock dan salah tingkah menghadapi pertanyaanku,
“Emmm … tunggu,” katanya seraya meraih laptopnya di meja. Dibukanya folder ‘D’
dan di dalamnya ada folder ‘ehem’, terlihat banyak deretan video bokep, wah wah
aku baru tau kakakku tercinta suka koleksi begituan.
Aku dan kak Zai memperhatikan video tersebut dengan seksama,
namun tidak sampai 20 menit, aku merasakan ada yang membengkak di dalam
celanaku.
“H-hyung…” kataku lirih.
Rupanya dia mengerti kondisiku, dan tersenyum manis, “Buka
celanamu,” perintahnya, dia juga menurunkan celananya.
Walaupun kami sudah sering melihat tubuh masing-masing namun
baru kali ini aku melihat penis hyung menegang, aku sedikit gugup namun dengan
mantab kulucuti celanaku, “terus?” tanyaku.
“Ikuti gerakanku,” katanya yang mulai memaju mundurkan
tangannya di depan penisnya.
Aku juga mengikutinya dan memejamkan mataku penuh
kenikmatan, sekali-kali aku mendesah. Kembali kutatap layar laptop yang
didalamnya ada seorang cowok menusuk lubang si cewek, “Hyung aku mau begitu…”
kataku sambil membuka lebar selangkanganku, rasa penasaran ditambah nafsu yang
kurasakan membuatku ingin lebih, aku tidak tau ini salah atau benar yang kutau
aku punya satu lubang dan hyung punya batangan, mungkin bisa langsung praktek?
“A-APA?” tanyanya shock.
“Iya.. aku mau hyung nusuk aku,” kataku polos.
Kemudian dia bangkit dan mengecup keningku, “Tidak boleh,
Yanz, kita kan sodara ditambah lagi kita sama-sama… aaaaahhh…” desahnya saat
dengan cepat tanganku mengocok penisnya.
“Aku gak perduli!” desisku yang kemudian menjilati ujung
penisnya yang menegang dari tadi.
“Aaaaahhh.. eehhmmm… emmmmhh… adikku ini nakal yaah aaahh…”
desahnya semakin menjadi.
Aku hisap seluruh penisnya dan memaju-mundurkan kepalaku
seperti yang ada di video tadi. Dia sudah hilang kendali dan menekan kepalaku
untuk mengkokohkan gerakan.
“Unnnnghhh… ummmmmhhh… eeeemmhh.. sssrrrpp…” lenguhanku
seirama dengan gerakan maju mundur kepalaku di penisnya.
Tidak lama setelah itu dia tarik tubuhku keatasnya,
ditatapnya wajahku dengan tatapan yang belum pernah aku lihat sebelumnya,
didekatkannya wajah kami dan kami berciuman… aku meremas bahunya dengan
kencang, begitu nikmat ciuman yang hyung berikan walaupun ini bukan ciuman
pertamaku tapi sensasi kali ini berbeda, penuh gejolak nafsu yang membuat
penisku berdenyut-denyut, ditambah permainan lidahnya yang begitu lincah dan
hisapan-hisapan itu membuatku luluh.
Tidak hanya itu, ciumannya mengalir kekupingku yang
membuatku bergidik dan semakin horny, turun lagi keleherku dan saat itu tidak
bisa lagi kutahan desahanku, kadang dijilatnya, dicium bahkan digigit kecil
yang meninggalkan bercak-bercak merah di kulitku, sedangkan tangan-tangannya
asik menggerayangi penisku yang menegang, ciumannya turun lagi ke dadaku,
dihisapnya puting dadaku yang mengeras karena rangsangan yang begitu dasyat,
“Eeennnnghhh…. Aaaaahhhh… hyunghh… aaaaakkhhh…” desahku kenikmatan.
“Emmmmhh ssrerrpphhh…” dia hanya tersenyum menatapku dan
kembali memainkan lidahnya di dadaku.
“Aaaaaakkkhhh… emmmmhhh… touch me more aaahhh…” pintaku
sambil meremas rambutnya.
Jilatannya menjelajah keperutku, membuatku meliukkan badanku
nikmat, jilatan dipusarku membuat nafsuku tak dapat dibendung, “Aaaahhh…
ooooohhh… more.. ehmmmhh…”
Dia tersenyum pahit menatap wajahku, entah apa yang
difikirkannya yang pasti dia tak menghentikan aktifitasnya, dijilatnya tiap
inci perutku dan tangannya aktif mengocok penisku membuatku terus menggerang
nikmat, lalu mulutnya turun lagi ke penisku, jilatnya ujung penisku, mukaku
sudah sangat memerah merasakan servicenya dibawah sana, mulutnya begitu cekatan
menjilat, dan menghisap-hisap penisku, tangannya juga meremas-remas buah
zakarku, sampai rasanya aku mau meledak, tidak bisa ditahan lagi…
aaaakkkkhhhh…. Croottt… crooott…. Croooottt… larva hangat itu meledak juga, dia
sempat menelannya dan aku sedikit tercengang, tapi juga dia ludahkan
ketangannya sedikit.
“Sudah siap?” tanyanya dengan nada yang menggoda.
Kulihat dia oleskan cairan putih tadi ke penisnya yang
tegang dengan sempurna, aku juga melebarkan pahaku, inilah acara puncak yang
aku tunggu tapi kenapa ada rasa takut dalam batinku? Emmmhh aku hanya ingin tau
dan aku rela orang yang paling aku sayang menjamahku.
“Ennnnghhh…” aku sedikit merintih saat kurasakan ada benda
asing yang memasuki lubangku. Ternyata jari tengahnya yang menorobosku, walau
tidak terlalu sakit namun sangat aneh.. perasaan yang benar-benar janggal.
Tanpa konfirmasi dia kembali memasukkan jarinya yang lain, “Aaaaaaakkhhhh..”
aku langsung memekik merasakan lubangku semakin sesak dengan sedikit rasa
perih,
Dan lebih terkejut lagi saat aku merasakan ada benda yang
lebih besar menghentak lubangku, “Aaaarrgghhh… aaahhh… aaaaahhh… gaak… sakitt
aaaahhh…” jeritku kesakitan, sungguh sakit yang luar biasa, lubangku seakan
terkoyak dan mau sobek, aku tidak bisa membendung air mataku lagi saat itu.
“Sabar sayang, aaaahhh… nanti sakitnya akan berkurang, ayo
rileks dan atur nafasmu ooohh.. eemmmhhh,” katanya yang mulai menggerakkan
pinggulnya perlahan dan lagi-lagi aku meringis kesakitan.
Gerakan yang awalnya pelan kini semakin melaju, dan
lama-kelamaan aku mulai merasakan titik kenikmatan di dalamku, desahan nikmat
terus keluar dari mulutku, bibirnya menjilati dadaku, tangannya meremas
penisku, dan penisnya merajam bertubi-tubi lubang sempitku, tiga rangsangan
yang membuatku benar-benar gila, aku terus meronta-ronta merasakan sensasi
nikmat diseluruh tubuhku, hingga akhirnya dia mengeluarkan cairan cintanya di
dalam tubuhku.
“Aaaaah… sakit, tapi nikmat sekali hyung,” kataku sambil tersenyum.
Dengan segera dia mencabut penisnya dari lubangku,
tatapannya kini berubah, begitu galau dan penuh rasa bersalah, “Maaf aku tidak
bisa menjagamu,” ucapnya dengan nada pilu.
Aku hanya tersenyum pahit dan segera memeluk tubuhnya yang
tadi membelakangiku, “Saranghaeyo hyung..” bisikku ke telinganya.
Kemudian dia menghadapkan tubuhnya padaku dan mengecup
keningku, “Nado saranghae…” bisiknya sambil memeluk erat tubuhku.
~~End Flashback~~
I can’t stop my evil feeling… I need him, I love when he touch
me, when he kiss me, when he smile with me. I feel like in the heaven… but I
know I’ll go to the hell…
Tuhan maafkan perasaan ini…
“Yanz kenapa menangis?” suaranya langsung memecah lamunanku.
“Gapapa…” jawabku datar.
Dia dekatkan wajahnya dan menjilat butiran air mata yang
mengalir di pipiku, “Jangan ada yang ditutupi.”
Aku langsung memeluk dadanya dan terisak dalam pelukannya,
“Jangan pernah tinggalkan aku…” lirihku.
“Tidak akan pernah, Cuma nyawa yang akan pisahkan kita,”
balasnya sambil mencium rambutku.
END
Curhat dikit: maaf kalau pendek dan gak hot, namanya juga
CERPEN kan harus pendek hehehehe… terus aku terus gemetaran dengan muka yang
panas nulis nih cerita, rasa gak sanggup jadikan diri sendiri sebagai tokoh…
MALUUU tapi mau hehehe ENJOY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar