Hot Summer
by
yanuar putra cassielf
WARNING: cerita ini berunsur vulgar dan homosex, bagi
yang tidak suka HARAP KELUAR DARI CATATAN SAYA!!! Karena saya tidak mau orang
sok suci menceramahi saya, masing-masing kita introfeksi diri sendiri dan
sekali lagi IF YOU DON’T LIKE IT, DON’T READ!!!!
#Enjoy#
Pada suatu hari *jiaah kaya ngedongeng aja hehe* gak
jadi, emm di suatu kota bernama Bandung, baru saja terbentuk suatu boy
band yang bernama De’javu dan para personilnya bernama Putra, Randy, Nanda,
Sam, Vicky dan Andy.
sudah seminggu
para member tinggal satu asrama dan masih dalam proses saling mengenal karena
mereka di audisi sebuah perusahaan musik jadi belum saling mengenal satu sama
lain.
Mari kita lihat kondisi asrama.
Terlihat di hari minggu yang panasnya semakin terik ini,
Randy, Nanda, Sam, Vicky dan Putra sedang mengobrol di depan teras. Rupanya
mereka berniat hangout untuk menikmati hari libur, tapi karena panasnya cuaca
yang memang lagi musim panas ini, Putra jadi malas keluar buat jalan, dia memilih
istirahat, sama halnya dengan Andi, dia lebih memilih berguling-guling di
ruangan berAC dari pada menghabiskan tenaga diluar.
Putra melambaikan tangannya dan tersenyum pada
teman-temannya yang sudah mulai menaiki mobil dan melaju kencang. Oiya mari saya
perkenalkan, ini Putra, leader dan member paling senior di grub de’javu, umur
25 tahun, postur tubuh sedang namun padat dengan otot yang kencang, tinggi 178,
kulitnya coklat namun bening dengan senyuman menawan dan berwibawa.
Sekarang, mari kita lihat kondisi Andi, apakah masih
berguling-guling ria di kamarnya?
‘Eeenghhh…. Aaaaaahh…. Ooooooohhh….’ Terdengar desahan
suara gadis dari hp yang Andi genggam, tentu kalian tau dia sedang apa? Kondisi
yang sepi Andi manfaatkan untuk menonton bluefilm dan bermain-main dengan
‘juniornya’.
Hmmm… si bungsu satu ini walaupun memiliki angel face dan
masih muda tapi sangatlah mesum hohoho… mari perkenalkan Andi, umur 18 tahun,
keturunan cina jadi mukanya imut-imut gimana gitu, selalu sopan dan menurut
pada seniornya, dan semua member sangat menyayangi dia.
“Panas banget sih… jadi sange ga jelas ‘kan,” gerutu Andi
sambil memeluk guling erat dan terus menatap layar hpnya.
Andi menciumi gulingnya penuh nafsu dan meremas-remas
penisnya dari balik celananya, tapi tiba-tiba…
KREEEAKK…
“Loh.. dede ngapain?” Tanya putra yang mendadak membuka
pintu kamar Andi.
“Yaampun… kaka, kok gak ngetuk pintu dulu?” teriak Andi
dengan wajah yang sangat shock.
“Maaf, lupa de. Hayoo lagi ngapain nih??” goda Putra
dengan senyuman iseng.
“Ughh… mau tau saja!” Andi langsung menarik selimutnya.
Putra semakin iseng saja denga tiduran di samping Andi,
“Kaka liat kok de, masa coli gak ngajak-ngajak sih de?” kata Putra sambil
menarik selimut Andi.
“Ih.. kaka, aku kan malu masa begituan saja harus
rame-rame?”
“Gapapalah dede, kan kebersamaan namanya biar hubungan
tim kita makin erat,” kata Putra dengan gemasnya menarik pipi Andi.
“Iya kaka…”
“Kaka bantuin pijet ya, de?” kata Putra sambil
memijat-mijat penis Andi yang sudah mengeras dari dari.
“Akh… jangan ka, aku malu di pegang-pengang orang lain,”
kata Andi sambil menepis tangan Putra.
“Bohong nih dede, padahal sering tuh dimainin ceweknya,
atau jangan-jangan sudah sering ‘ehem’ nih,” kata Putra sambil membentuk tanda
kutib dengan jari-jarinya.
“Aaah… kaka ini…” kata Andi sambil memonyong-monyongkan
bibirnya.
“ Makin imut saja nih si dede, hahaha… udah ya, dede
rileks aja jangan takut, mumpung dorm lagi sepi kita senang-senang ya de?”
Tanya Putra dan kembali meremas-remas penis Andi.
“Ughhh… ngikut apa kata kaka sajalah,” balas Andi dengan
pasrah, Putra pun tersenyum dengan lebarnya.
“Buka semua pakaiannya ya de, biar leluasa,” kata Putra
sambil melucuti celana Andi.
Dengan cekatan Putra mengocok penis Andi sehingga membuat
Andi mengeluarkan desahan-desahan menggoda, “Ahhhh… ka, uuuuughh… enak banget
ka, teruskan aaaaahhh…”
“Hehehehe dede keenakan rupanya,” kemudian Putra
memasukkan penis Andi kedalam mulutnya, lagi-lagi Andi tersontak kaget dan
menarik tubuhnya menjauh dari wajah Putra.
“Ka-kaka ngapain? Jangan sejauh ini… aku risih,” kata
Andi dengan wajah ketakutan.
Putra merangkul bahu Andi dengan lembut, “Dede jangan
takut gitu dong, nyantai aja ya, nanti kaka kasih kepuasan deh, dijamin dede
tepar, yaaa.. dede mau kan?”
“Errr… ka…” kata Andi sambil menggigit bibir bawahnya.
Rupanya dia mulai menyadari ada kejanggalan dari kakaknya ini.
“Iya de?? Hm…” Putra mengecup pelan bibir Andi.
Andi berusaha mendorong tubuh putra dengan hati-hati,
“Maaf ka, aku normal, aku ga berani bertindak lebih…”
Tanpa memperdulikan Andi, Putra terus mengecup bibir Andi
dengan liar, Andi yang tadinya berontak terpaksa pasrah juga karena tidak
sanggup menahan kekuatan seniornya yang lebih hebat.
“Dede, maafin kaka, kaka gak tahan lagi,” ciuman Putra
berpindah ke leher Andi, dijilat, dan kadang gigitnya perlahan leher jenjang
Andi.
“Enghhhh… aaaahhhh…. O-ooooohhh…. Geli ka…”
“Tuh kan.. dede malah menikmatinya.. udah dede jangan
takut, ayo kita bermain sampai puas,” katanya yang menjilati kuping Andi.
“Ughhhh… ahhh… ka…” Andi memeluk erat pinggang Putra.
Ciumannya kembali turun keleher Andi kemudian turun ke
dada Andi, dia jilat dan Hisap puting dada Andi dengan gemas sehingga membuat
Andi tidak bisa menahan erangan, “Aaaakhh… uuuuhhh… oooooohhh… kaka, geli
aaaahk… makin sange rasanya… ughh.. kaka nih gak adil nih, masa Cuma aku yang
telanjang? Kaka juga dong!”
“Hahahaha si dede udah berani nuntut ya… nih kaka buka,” katanya sambil melucuti pakaiannya, mata Andi
sedikit terbelalak melihat begitu indahnya lekuk tubuh Putra, seperti sebuah
karya seni.
“Badan kaka bagus sekali, aku jadi iri kurus banget nih
badanku.”
“Nanti juga badan dede bagus, emm gak kurus kok, badan
dede sedang dan sangat nikmat untuk dijilati,” katanya kemudian menjilati perut
Andi dan memainkan lidahnya di pusar Andi.
“Aaaaah… enak ka… enghhhhh… uuuuuh….”
“De, kita ambil posisi 69 yuk!”
“Emmmh… iya.. aku nurut apa kata kaka saja,” kata Andi,
dengan segera dia ubah posisinya seperti yang direncanakan, Andi kini mulai
berani bertindak extrim, mungkin terbawa hawa nafsu yang semakin tinggi, Andi
mengocok penis putra dan menghidap bola-bola milik seniornya tersebut.
Putra hanya terseyum senang melihat partnernya sudah
mulai aktif, dia juga tidak mau kalah, dia hisap penis Andi kuat-kuat dan
meremas-remas bola Andi, kadang juga dia masukkan jari tengahnya ke lubang anus Andi, dan Andi
sedikit menggerang disela-sela aktifitasnya.
Tak lama kemudian, setelah puas saling isap Putra
mempercepat kocokannya pada penis Andi dan Andi pun tidak bisa menahan lagi…
CROOTTT… CROOOTTT… CROOT…
“Oooooooohhh… aaaakhhhhhh….” Erangan Andi semakin kencang
dan Andi juga berniat melakukan hal yang sama pada penis Putra, tapi sempat
Putra cegah.
“Jangan dulu de, belum waktunya permainan kita berakhir,”
katanya sambil mengecup bibir Andi lagi.
“Kenapa sih ka?? Kan belum adil.”
“Tunggu sebentar ya de,” Putra mengambil pelicin yang
kemudian ia gunakan pada tangan dan penisnya, Andi sedikit menelan air liurnya
melihat pemandangan yang begitu nikmat, musim panas ini membuat orang-orang cepat berkeringat dan lelehan
keringat di tubuh sexy Putra membuatnya semakin menggiurkan.
“Maaf ya de,” dia buka lebar paha Andi dan masukkannya
jari satu persatu dalam lubang Andi dan sukses membuat Andi berteriak
sejadi-jadinya.
“Argghhhh…. Aaaaaaaahhhh… sakitt.. hikh..” erang Andi.
“Sabar ya saying, ini belum seberapa,” tanpa memikirkan
rasa takut Andi karna menurutnya lubang Andi sudah siap dijamah, dia masukkan
penisnya yang masih keras itu ke dalam lubang sempit Andi.
“Akkkkhhhh… Ooooohhh…. Aaaaaah… Ah.. hikh…” erangan Andi
disertai tangisan menggema di ruangan itu.
‘’Sabar ya dede sayang ngeeehhh… oooohh…” Putra mulai
menggerakkan pinggulnya maju mundur, dia hisap juga puting dada Andi untuk
memberikan rangsangan lagi, dia kocok juga penis Andi yang sempat lemas namun
kini tegang lagi.
“Sakiiittt… oooooohh… aaaaaahhh..” Andi memeluk erat
pinggul Putra.
“dede, udah mau keluar aahhhh…” Putra mempercepat
enjotannya dan remasan tangannya pada penis Andi CROOTT… CROOOTTT.. CROOTT…
Tubuh mereka berdua menjadi basah bermandikan sperma saat
mereka klimaks secara bersamaan.
“Maaf ya dede, kamu jangan nangis lagi dong,” kata Putra
sambil mengecuk kelopak mata Andi yang berlinang air mata.
“Sakit banget di bawah situ ka.”
“Sabar ya de, nanti juga hilang dan lama kelamaan akan
enak.”
“Hikh…”
“Maaf ya de, kaka janji akan bahagiakan dede asal dede
nurut terus sama kaka.”
Andi menatap Putra seolah minta belas kasihan dan Putra
mengecup kening Andi, “Kaka… aku saying kaka,” kata Andi tanpa terduga.
“Iya de, kaka juga saying banget sama dede,” Putra
langsung memeluk kepala Andi dan mereka tertidur.
END
Note: maaf dapat ide dari mimpi basah nih hehe jadi gatel nih tangan pengen ngetik padahal I LOVE
YOU PRETTY BOY belum tamat.. sorry banget nih lagi dalam mood yang gak bagus
buat nerusin cerita panjang tsb, jadi kuharap kalian enjoy sama cerpen ini.
Thanks before..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar