Seluruh Nafas ini
By: Yanz
Genre: Romance and Sad
Permintaan: Lia Nur'aeni. Cerita ini sedikit terinspirasi dari film boy
meet boy, episode 9 coffe prince dan lagu last child.
“Maafkan aku, ini yang terakhir! Aku tidak akan menyakitimu
lagi,” bujuk pemuda berambut hitam itu sambil meraih lengan pemuda berambut
pirang itu.
“Tidak akan ada kesempatan lagi, cukup kau mempermainkanku
kak,” ucap pemuda pirang itu berusaha melepaskan genggaman pemuda berambut
hitam itu dan berlari menjauh.
*Flashback*
Langit mendung seolah ingin meneteskan hujannya, angin
bertiup kencang sehingga menerbangkan dedaunan kering, namun di jalan raya
terdengar suara ribut motor yang berasal dari geng motor yang diketuai Ruki,
Ruki adalah pemuda 24 tahun, berambut hitam, bermata tajam, wajah tampan nan
maskulin, dari keluarga yang kaya raya. Namun di balik kesempurnaannya itu, dia
adalah bad boy. Dia suka membuat keributan di lingkungan bersama gengnya,
tempramen buruk sehingga selalu berkelahi, minum alkohol, ngobat, merampok
bahkan memperkosa banyak gadis. Semua dia lakukan karena pengaruh temannya yang
selalu memanas-manasinya.
Sekarang pun dia sedang ribut dengan pedagang kaki lima yang
dia serempet, “Eh… sudahlah bos, ada yang lebih menarik,” kata Joe sambil
menepuk bahu Ruki.
“Apaan sih? Lagi asik ini.”
“Arah jam 3, ada anak SMA yang pakai headphone dan pegang
ipod kayanya tajir, Bos.”
“Hn…” gumam Ruki dan menatap orang yang dimaksud dengan
senyuman licik, “Serang gih…” perintahnya.
Ruki dan empat kawanannya mendekati pemuda pirang yang
sedang masuk ke sebuah gang kecil dan sepi, si pirang yang merasa dibuntuti itu
pun mempercepat langkahnya dan berlari namun tetap saja dia tertangkap oleh
kawanan Ruki, “Eh bocah serahkan semua barangmu!” perintah Andre yang membekap
mulut si pirang itu, namun malang Andre tangannya malah digigit.
“Berani sekali melawan!” teriak Dicky sambil menendang
perutnya.
“Aaakhh.. sakitt uuhh…” ringis si pirang sambil memegangi
perutnya.
“Cengeng amat!” ejek Yuda sambil merampas tas dan ipod yang
dia pegang.
Sedangkan Ruki, dia terdiam seolah terhipnotis oleh pemuda pirang itu, matanya bersinar seperti
terpesona dengan si pirang bermata biru sapphire itu, “Bos ayo cabut…” kata
Aldo sambil menepuk pundak Ruki, dan mereka pun pergi dari gang sempit itu.
Sesekali Ruki menoleh ke belakang dan menatap pemuda pirang
yang sedang berjongkok memegangi perutnya yang sakit, “Eh sini!” kata Ruki
sambil merampas tas dan ipod tadi dari Yuda, “Kalian cabut aja duluan, aku ada
urusan lain,” kata Ruki yang kembali berlari ke gang sempit tadi.
Braak!
“Aww…” pekik si pirang itu ketika Ruki melemparkan tasnya ke
atas kepalanya disaat dia menunduk.
“Aku berubah pikiran,” kata Ruki datar, “Kau siapa?”
lanjutnya.
Si pirang tadi menatap tajam ke Ruki, “Thanks, aku Kevin,”
katanya jutek.
Ruki menjongkok di hadapan Kevin, “Humm… manis sekali,”
desis Ruki sambil mengusap rambut pirang itu pelan, “Biar kuantar pulang.”
-0-0-0-0-
“Terimakasih Kak Ruki sudah mengantarku pulang,” ucap Kevin
setelah Ruki mengantarnya pulang.
“Hn… boleh kutau nomer ponselmu?”
Kevin mengambil spidol yang ada di sakunya kemudian meraih
tangan Ruki dan menuliskan angka-angka di telapak tangan Ruki, “Sampai jumpa…”
ucap Kevin riang dan masuk ke dalam rumah tapi Ruki hanya memandang datar.
-0-0-0-0-
Ini yang ke 20 kalinya Ruki membalikkan tubuhnya dari kasur
apartemennya, dia gelisah, fikirannya selalu terfokus pada pemuda pirang yang
bernama Kevin tadi, sudah 7 kali dia mengirim pesan pada Kevin tapi tidak ada
balasan, sehingga dia pun terserang insomnia sampai jam 3 sekarang ini.
“Aaakkhh menjengkelkan!” bentaknya sambil mengacak-acak
rambut emonya. Dan akhirnya dia memutuskan menelepon pemuda pirang itu.
Tuut… Tuutt…
“Hoaamm… aloo siapa nih ganggu tidurku saja?” Tanya suara
dari seberang sana.
“Ini aku, Ruki.”
“Oh.. Kak Ruki, maaf kak aku tidak punya pulsa untuk
membalas pesanmu hehehe…” balasnya tanpa rasa bersalah.
“Oh… Kau sedang apa?”
“Tidur lah, haissh… Kau kurang kerjaan ya kak menelepon jam
segini? Mengganggu saja.”
“Aku tidak bisa tidur. Aku jemput kau, dan kau bisa
mengajakku kemana saja kau mau.”
“Kau gila kak…”
Tut.. tut… tut…
“Hah… orang itu seenaknya saja,” ucap Kevin jengkel dan
menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya.
Namun tidak lama kemudian HP Kevin kembali berbunyi.
Menatap indahnya senyuman di wajahmu, membuatku terdiam dan
terpaku…
“Halo kak, hoaamm…” jawab Kevin malas-malasan.
“Keluar, aku ada di depan rumahmu!” balas Ruki.
“Cepat banget kak…”
Tut.. Tut…
“Aishhh orang ini menjengkelkan sekali!!” Kevin frustasi
sendiri.
Dia pun membuka jendela dan melihat sosok Ruki yang duduk di
motor ninjanya, kemudian kembali menutup jendela dan memakai jeket untuk
menutupi piyamanya.
“Kau gila ya kak!” teriak Kevin setelah sampai di hadapan
Ruki.
“Naik!” perintah Ruki singkat.
“Gak… kau fikir kau siapa memerintahku seenakmu begitu?”
“Jadi maumu apa?”
Kevin menyengir lebar, “Aku yang joki motornya, kita ke
pantai melihat matahari terbit!” teriaknya beremangat.
Ruki tersenyum geli dan mengiyakan kemauan Kevin. Kevin
mengendarai motor itu dengan kecepatan yang sangat tinggi sehingga membuat Ruki
memeluk erat pinggang Kevin.
“Haaaa! Aroma pantai di pagi hari hummm…” teriak Kevin
bersemangat dan merentangkan tangannya sambil berlari-lari.
Ruki mendudukkan dirinya di pasir dan menyalakan sebatang
rokok namun Kevin merampasnya, “Kau tau kan merokok itu dapat menyebabkan
kanker dan sebagainya!” bentak Kevin.
“Cerewet sekali, kau tidak merokok makanya kau tidak tau
perasaanku.”
“Salahmu sendiri!”
Ruki berdiri mendekati air laut kemudian membuang kotak
rokok yang dia genggam ke tengah laut, “Ini buatmu, mulai sekarang aku tidak
akan merokok dan kita jadi kakak-adik.”
Kevin memberikan senyumannya yang merekah dan memamerkan
giginya yang indah, “Kenapa mau aku menjadi adikmu?”
“Karena kau special,
aku menyukaimu… suka antara kakak dan adik,” ucap Ruki salah tingkah.
“Benarkah? Apa yang kakak sukai dariku? Pasti karena aku
yang terlalu imut hehe…” tanya Kevin bersemangat.
Ruki hanya terdiam dan menghindari tatapan Kevin, Kevin pun
kembali berlari membabi buta seperti orang udik yang baru kenal pantai, “Aku
juga suka kakak!” teriaknya bersemangat.
“Hn? Apa yang kau suka dariku?” tanya Ruki sambil membalikkan
tubuhnya untuk melihat Kevin yang berlari seperti orang kesurupan.
“Kakak itu baik, meskipun berteman dengan orang jahat tapi
tetap baik padaku seperti tadi siang, karena sifatmu yang pendiam jadi terkesan
cool, aku juga ingin punya bahu bidang dan tubuh tinggi sepertimu hehehe…”
Ruki pun meraih tubuh mungil Kevin dan memeluk kepalanya, “Aku
ngantuk, sebaiknya kita lihat matahari terbitnya di apartemenku saja, pagi
masih lama.”
“Yosh baiklah!”
Dengan perjalanan kurang lebih 20 menit akhirnya mereka
sampai di apartemen Ruki, mereka naik ke lantai 8 tepat di mana kediaman Ruki.
Sesampainya di atas, Ruki menyeret kasur tipisnya ke teras apartemennya, “Kita
berbaring di sini sambil menunggu mataharinya terbit. Biasanya cukup jelas dan
indah.”
Kevin tersenyum lebar dan menerjang kasur tersebut, disusul
Ruki yang duduk di sebelahnya, “Brrr… dingin,” ucap Kevin.
Ruki melepas jeketnya dan menutupi tubuh Kevin, “Hm… nyaman
hehe..” gumam Kevin dan membaringkan kepalanya di atas paha Ruki. Ruki mengusap
lembut rambut Kevin, mereka saling tersenyum salah tingkah dan diselimuti
keheningan.
Saat Kevin memejamkan matanya mencoba untuk tidur, tiba-tiba
dia merasakan benda kenyal dan lembab menyentuh bibir merahnya, “A-aah… kak…”
ucap Kevin salah tingkah saat memergoki Ruki mengecup bibirnya diam-diam.
“Maaf… bibirmu terlalu menggoda…” ucap Ruki dengan suara
seraknya.
Mata sapphire Kevin menatap Ruki dalam-dalam, kemudian dia
mendudukkan dirinya di paha Ruki, “Kak… apa yang kau sukai dariku?” tanya Kevin
dengan wajah mulai merona.
“Matamu…” desis Ruki pelan dan mempertipis jarak wajah
mereka sehingga hidung mereka bersentuhan, tatapan Kevin berubah menjadi sayu
dan pasrah, Ruki lebih mendekatkan wajahnya dan…
CUP…
Bibir mereka bersentuhan, perlahan Ruki menggerakkan
bibirnya dan melumat bibir Kevin lembut. Kevin memejamkan matanya dan
meletakkan tangannya di dada Ruki. Perlahan Ruki membaringkan tubuh Kevin dan
menindihinya.
Mata biru sapphire bertemu dengan mata hitam onyx, tatapan
yang semakin membuat mereka larut dalam suasana. Bibir pucat Ruki menjelajahi
leher jenjang Kevin, tangannya melucuti
pakaian Kevin dan pakaiannya perlahan. Kevin memejamkan matanya rapat saat
bibir itu menyusuri seluruh tubuhnya, “Eeekkhhh…. Geli sekali kak… emmhhh…”
desah Kevin yang membuat Ruki semakin kehilangan kesadarannya.
Tangan Ruki bergerak agresif di kejantanan Kevin sehingga
cairan cinta itu keluar dan membasahi tangan Ruki. Tidak puas dengan
menaklukkan pasangannya, Ruki pun memasuki lubang Kevin. Desahan dan erangan
keras mereka terdengar begitu nikmat pagi itu, apalagi saat mereka mencapai
klimaks tubuh mereka seakan melayang ke surga. Ruki menghempaskan tubuhnya yang
lelah dan berkeringat ke kasur, “Apa yang barusan kulakukan…” ucapnya lirih dan
penuh penyesalan.
Kevin masih terpaku dengan wajah yang memerah, dia masih
belum percaya dengan apa yang baru saja dia lakukan, “Ka-kak… tadi kita…”
Namun Ruki memotong perkataannya dengan kasar, “Anggap saja
tidak pernah terjadi, sekarang kau pulang dan jangan pernah menemuiku lagi.”
Mata biru itu menatap nanar dan shock, dia tidak menyangka
kata sepahit itu yang dikeluarkan Ruki setelah kenikmatan yang baru saja dia
berikan. Kevin memejamkan matanya kuat sehingga menumpahkan air mata, “Apa
maksudmu? Kau hanya memanfaatkanku heh? Setelah kau merenggut ciuman pertama
dan keperjakaanku kau mau membuangku heh?”
“Aku memang begitu, kau baru tau heh?”
Dengan kesal Kevin meraih pakaiannya, berjalan pincang
menuju pintu dan membanting pintu itu penuh emosi.
“AKU BUKAN GAY AAARRGGHHH!!!” teriak Ruki frustasi.
-0-0-0-0-0-0-0-
“Bos sudah, jangan terlalu banyak minum, nanti kami yang
repot,” bujuk Yuda pada Ruki yang sudah minum 5 gelas wine di sebuah bar.
“Aku bukan gay… kau tau kan kalau selama ini aku selalu
tidur dengan gadis cantik…” kata Ruki
dengan suara yang tidak beraturan.
“Iyalah bos… siapa yang bilang kau gay! Hahaha,” jawab Andre
dengan tertawa geli.
“Tapi kenapa bisa aku jadi nafsu nidurin tuh cowok!” teriak
Ruki, sontak orang di bar langsung menatap ke arah mereka.
“E-eh… bos ngomong apa?”
CUP…
Tiba-tiba Ruki mengecup bibir Yuda yang duduk di sampingnya,
“Tuh biasa saja! Gak ada feel aneh, aku bukan gay tau! Tapi… kenapa berciuman
dengan cowok itu membuatku gugup? Aaarrgghhh aku tidak waras!!!”
Yang dicium langsung pingsan, begitu pun Ruki yang mabuk
berat juga langsung ambruk.
-Apartemen Ruki-
Ruki membuka matanya yang berat, “Aaakh… kepalaku sakit
sekali.”
Terlihat keempat anak buahnya duduk di pinggiran kasurnya,
“Bos… sudah baikan?” tanya Dicky.
“Hn…”
“By the way, beneran kau ML sama cowok?”
Ruki langung menatap sinis ke Aldo yang bertanya, “Cih…
kabar burung sialan, kalian percaya dengan gosib begitu?”
“Ini bukan masalah gosib bos, tapi kau sendiri yang
mengatakannya saat mabuk tadi,” kata Andre.
“Yaa… k-kau tau sendiri kan kalau orang mabuk memang suka
bicara hal yang aneh,” elak Ruki.
“Biasanya orang mabuk akan jujur membongkar rahasianya,”
sindir Yuda.
“Cari mati kau heh?” ancam Ruki sambil mencekram baju Yuda.
“Bahkan Yuda saja jadi korban ciumanmu,” ucap Dicky
prihatin.
Ruki langsung melepaskan cengkramannya, “Kau sudah ketangkap
basah bos…”
“ANJ*NG! sebejad apapun aku, aku bukan homo! Najis! Keluar
kalian semua, kalian membuatku frustasi saja!”
Dan mereka berpempat pun lari dengan cepat ke luar sebelum
mati.
“Aku bukan gay… tapi… aku sayang dia aaarrrgghhh sial!!!”
umpatnya.
Di sisi lain, di kediaman Kevin. Dia hanya meringkuk di
kamar semenjak kejadian itu, ‘Seharusnya aku melakukan itu dengan orang yang
aku cintai… bukannya dengan orang asing sebejad dia!’ batin Kevin. Dia seperti
mayat hidup, bernyawa tapi tidak memiliki emosi, tidak mau makan, mandi, atau
bertemu siapapun.
Menatap indahnya senyuman di wajahmu, membuatku terdiam dan
terpaku…
Klik! Kevin langsung mematikan HPnya yang mendapat panggilan
dari Ruki. HP itu kembali berbunyi lagi dan lagi, tapi kembali Kevin matikan,
“Bastard…” desisnya.
“HEI AKU ADA DI TERAS! KELUARLAH!”
Kevin mencoba merangkak, dia tidak bisa berdiri lagi karena
tubuhnya yang tidak makan selama seminggu jadi begitu lemah, dia mencoba
menghintip pemuda yang berdiri di depan rumahnya.
“MAAFKAN AKU, KUMOHON! AKU TIDAK PERNAH MEMOHON SEPERTI INI
SEBELUMNYA,” teriak Ruki, Kevin hanya menatap sinis.
“Aku ingin engkau slalu, hadir dan temani aku di setiap
langkah yang meyakiniku kau tercipta untukku sepanjang hidupku.”
Ruki mencoba menyanyikan singkat lagu kesukaan Kevin, dan
kali ini dia berhasil membuat senyum indah Kevin kembali mengembang. “Naiklah!”
teriak Kevin dari loteng kamarnya.
Dengan cekatan Ruki memanjat tiang kokoh tersebut dan
berhasil berada di tempat tujuan, “Maaf… aku terlalu munafik untuk mengakui
perasaanku, tapi aku benar-benar menyayangimu, kau membuatku gila, hanya kamu
laki-laki yang bisa membuatku gelisah, menangis dan bisa merasakan getaran aneh
di dadaku saat mencumbumu,” ucap Ruki sambil menangkup kedua pipi Kevin.
“Aku tidak tau tentang perasaanku padamu, tapi aku ingin
membunuhmu saat kau mencampakanku.”
Ruki tersenyum lebar dan memeluk kepala Kevin dengan hangat,
dia kecup rambung pirang itu dan mengusapnya penuh perasaan, “Tidak akan… Aku
akan selalu ada buatmu dan menjagamu.”
“Aku punya satu permintaan.”
“Apa?”
“Berhentilah menjadi bad boy, melakukan hal yang merugikan
banyak orang. Demiku, maukah kau berubah my guardian angel?”
“Tentu…” Ruki mencium lembut kening Kevin.
“By the way… aku belum mandi selama seminggu,” kata Kevin
dengan cengiran innocentnya.
“Hei… pantas saja kau bau sigung! Dasar bau!” Ruki pun
menggendong tubuh mungil Kevin ke kamar mandi, mereka mandi dan melakukan ‘you
know what’.
-0-0-0-0-
Dua tahun hidup bersama, tentu tidak sebentar, begitu banyak
rintangan dan masalah yang mereka hadapi yang menyebabkan hubungan mereka putus
sambung namun mereka tetap bertahan. Dan hari ini adalah anniversary mereka yang
ke dua tahun, Kevin berlari dengan cepat ke arah apartement Ruki setelah dia
keluar dari bus way.
Di sisi lain, di apartement Ruki, dia mendapatkan tamu yang
tidak di undang, “Buat apa kau datang hn?” Tanya Ruki pada gadis cantik
bagaikan model yang ada di hadapannya.
“Sebaiknya kita bicarakan di dalam, aku sangat haus,” kata
gadis yang bernama Ratna tersebut sambil melepas kacamata hitamnya, mendorong
dada Ruki dan menutup pintu.
“Anakmu bagaimana? Apa uang yang aku kirim bulan ini
kurang?”
“Anakku? Dia anak kita, ingat. Tidak ada yang kurang, hanya
saja aku merindukan sentuhanmu~” kata gadis itu sambil mendorong Ruki ke kasur
dan duduk di perutnya.
“Gadis liar, aku tidak ingin bermain denganmu.”
Namun Ratna malah membuka baju dan bra’nya sehingga
menampakkan tubuh indah nan molek, Ruki menelan air liurnya kemudian mencumbu
gadis sexy yang duduk di atasnya tersebut.
Kreaak…
Kevin langsung membatu ketika melihat Ruki bersama gadis
bugil itu, “Bastard!” teriaknya dan kemudian berlari.
*END FLASHBACK*
Kevin berlari menyebrangi jalan, namun langkahnya berhenti
ketika mendengar suara merdu yang dialunkan Ruki…
Lihatlah luka ini yang sakitnya abadi
Yang terbalut
hangatnya bekas pelukmu
Aku tak akan lupa tak
akan pernah bisa
Tentang apa yang
harus memisahkan kita
Di saat ku tertatih
tanpa kau disini
Kau tetap ku nanti
demi keyakinan ini
Jika memang dirimulah
tulang rusukku
Kau akan kembali pada
tubuh ini
Ku akan tua dan mati
dalam pelukmu
Untukmu seluruh nafas
ini
Kita telah lewati
rasa yang pernah mati
Bukan hal baru bila
kau tinggalkan aku
Tanpa kita mencari
jalan untuk kembali
Takdir cinta yang
menuntunmu kembali padaku
Di saat ku tertatih
tanpa kau disini
Kau tetap ku nanti
demi keyakinan ini
Jika memang kau
terlahir hanya untukku
Bawalah hatiku dan
lekas kembali
Ku nikmati rindu yang
datang membunuhku
Untukmu seluruh nafas
ini
Dan ini yang terakhir
(aku menyakitimu)
Ini yang terakhir
(aku meninggalkanmu hooo..)
Tak kan ku sia-siakan
hidupmu lagi
Ini yang terakhir,
dan ini yang terakhir
Tak kan ku sia-siakan
hidupmu lagi
Jika memang dirimulah
tulang rusukku (terlahir untukku)
Kau akan kembali pada
tubuh ini (bawa hatiku kembali)
Ku akan tua dan mati
dalam pelukmu
Untukmu seluruh nafas
ini
(Last child feat Giselle, seluruh nafas ini)
GRRRRRKKK DUAAAKKK…..
Kevin membalikkan tubuh, namun naas, dia hanya bisa
mendapati tubuh Ruki yang berlumur darah karena dilindas truk yang remnya
blong. Dengan tubuh bergetar Kevin berlari, “RUKI!!!” teriaknya histeris saat
melihat kekasihnya dan beberapa kendaraan lain berhamburan, Ruki masih bernafas
dan menatap Kevin sayu. Tangannya masih ada di bawah ban truk, Kevin yang
histeris berusaha menyelamatkan Ruki yang terjebak, “Cu-cukup… akuh… ekkh hanya
ingin memberikan ini,” tangan kanan Ruki merogoh kantungnya dan menyerahkan
kotak merah mungil.
“Ruki bertahanlah… kumohon…” Kevin mengambil kotak merah
yang Ruki berikan ternyata isinya sepasang cincin, “Maafkan aku, tolong peluk
aku…” ucap Ruki dengan suara yang berat. Dengan cepat Kevin memeluk kepala Ruki
dan dia pun menutup matanya perlahan dan menghembuskan nafas terakhirnya.
Tangis Kevin langsung bergemuruh, bahkan tangisan pun tak dapat mengungkapkan
Rasa sedihnya saat itu.
END
Irfan:Mulai tgl 01 Des 2014,Cari teman yg betul2 serius&g buat maen2 yg umur nya 12-17 thn khusus SMP cowox Gay/Normal se Indonesia & 18,19&20 thn,selain umur diatas tdk melayani, selama 24 jam nonstop.(Jakarta,Tangerang,Bogor,Banteng,Pati,Jepara,Klaten,Demak,Cirebon,Cianjur,Garut,Gresik,Ngajuk,Ngawi,Malang,Blitar,Surabaya,Purbangglinga,Purbolinggo,Purwakarta,Purworejo,Wonogiri,Semarang,Magelang,Muntilan,Jogjakarta,Bantul,Sleman,Bonjornegoro,Trenggalek,Madura,Madiun,Salatiga,Solo,Boyolali,Kupang,Mataram,Subang,Aceh,Medan,Bengkulu,lampung,Riau,Batam,Bangka Belitung,Lampung,Palembang,Banjarmasin,Pontianak,Palangkarya,Palu,Kendari,Ambong,Jayapura,Biak,Malaysia,&Luar Negeri)^
BalasHapus