Rabu, 16 Mei 2012

Seluruh Nafas ini


Seluruh Nafas ini
By: Yanz
Genre: Romance and Sad
Permintaan: Lia Nur'aeni. Cerita ini sedikit terinspirasi dari film boy meet boy, episode 9 coffe prince dan lagu last child.

“Maafkan aku, ini yang terakhir! Aku tidak akan menyakitimu lagi,” bujuk pemuda berambut hitam itu sambil meraih lengan pemuda berambut pirang itu.

“Tidak akan ada kesempatan lagi, cukup kau mempermainkanku kak,” ucap pemuda pirang itu berusaha melepaskan genggaman pemuda berambut hitam itu dan berlari menjauh.

*Flashback*

Langit mendung seolah ingin meneteskan hujannya, angin bertiup kencang sehingga menerbangkan dedaunan kering, namun di jalan raya terdengar suara ribut motor yang berasal dari geng motor yang diketuai Ruki, Ruki adalah pemuda 24 tahun, berambut hitam, bermata tajam, wajah tampan nan maskulin, dari keluarga yang kaya raya. Namun di balik kesempurnaannya itu, dia adalah bad boy. Dia suka membuat keributan di lingkungan bersama gengnya, tempramen buruk sehingga selalu berkelahi, minum alkohol, ngobat, merampok bahkan memperkosa banyak gadis. Semua dia lakukan karena pengaruh temannya yang selalu memanas-manasinya.

Sekarang pun dia sedang ribut dengan pedagang kaki lima yang dia serempet, “Eh… sudahlah bos, ada yang lebih menarik,” kata Joe sambil menepuk bahu Ruki.

“Apaan sih? Lagi asik ini.”

“Arah jam 3, ada anak SMA yang pakai headphone dan pegang ipod kayanya tajir, Bos.”

“Hn…” gumam Ruki dan menatap orang yang dimaksud dengan senyuman licik, “Serang gih…” perintahnya.

Ruki dan empat kawanannya mendekati pemuda pirang yang sedang masuk ke sebuah gang kecil dan sepi, si pirang yang merasa dibuntuti itu pun mempercepat langkahnya dan berlari namun tetap saja dia tertangkap oleh kawanan Ruki, “Eh bocah serahkan semua barangmu!” perintah Andre yang membekap mulut si pirang itu, namun malang Andre tangannya malah digigit.

“Berani sekali melawan!” teriak Dicky sambil menendang perutnya.

“Aaakhh.. sakitt uuhh…” ringis si pirang sambil memegangi perutnya.

“Cengeng amat!” ejek Yuda sambil merampas tas dan ipod yang dia pegang.

Sedangkan Ruki, dia terdiam seolah terhipnotis oleh  pemuda pirang itu, matanya bersinar seperti terpesona dengan si pirang bermata biru sapphire itu, “Bos ayo cabut…” kata Aldo sambil menepuk pundak Ruki, dan mereka pun pergi dari gang sempit itu.

Sesekali Ruki menoleh ke belakang dan menatap pemuda pirang yang sedang berjongkok memegangi perutnya yang sakit, “Eh sini!” kata Ruki sambil merampas tas dan ipod tadi dari Yuda, “Kalian cabut aja duluan, aku ada urusan lain,” kata Ruki yang kembali berlari ke gang sempit tadi.

Braak!

“Aww…” pekik si pirang itu ketika Ruki melemparkan tasnya ke atas kepalanya disaat dia menunduk.

“Aku berubah pikiran,” kata Ruki datar, “Kau siapa?” lanjutnya.

Si pirang tadi menatap tajam ke Ruki, “Thanks, aku Kevin,” katanya jutek.

Ruki menjongkok di hadapan Kevin, “Humm… manis sekali,” desis Ruki sambil mengusap rambut pirang itu pelan, “Biar kuantar pulang.”

-0-0-0-0-

“Terimakasih Kak Ruki sudah mengantarku pulang,” ucap Kevin setelah Ruki mengantarnya pulang.

“Hn… boleh kutau nomer ponselmu?”

Kevin mengambil spidol yang ada di sakunya kemudian meraih tangan Ruki dan menuliskan angka-angka di telapak tangan Ruki, “Sampai jumpa…” ucap Kevin riang dan masuk ke dalam rumah tapi Ruki hanya memandang datar.

-0-0-0-0-

Ini yang ke 20 kalinya Ruki membalikkan tubuhnya dari kasur apartemennya, dia gelisah, fikirannya selalu terfokus pada pemuda pirang yang bernama Kevin tadi, sudah 7 kali dia mengirim pesan pada Kevin tapi tidak ada balasan, sehingga dia pun terserang insomnia sampai jam 3 sekarang ini.

“Aaakkhh menjengkelkan!” bentaknya sambil mengacak-acak rambut emonya. Dan akhirnya dia memutuskan menelepon pemuda pirang itu.

Tuut… Tuutt…

“Hoaamm… aloo siapa nih ganggu tidurku saja?” Tanya suara dari seberang sana.

“Ini aku, Ruki.”

“Oh.. Kak Ruki, maaf kak aku tidak punya pulsa untuk membalas pesanmu hehehe…” balasnya tanpa rasa bersalah.

“Oh… Kau sedang apa?”

“Tidur lah, haissh… Kau kurang kerjaan ya kak menelepon jam segini? Mengganggu saja.”

“Aku tidak bisa tidur. Aku jemput kau, dan kau bisa mengajakku kemana saja kau mau.”

“Kau gila kak…”

Tut.. tut… tut…

“Hah… orang itu seenaknya saja,” ucap Kevin jengkel dan menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya.

Namun tidak lama kemudian HP Kevin kembali berbunyi.

Menatap indahnya senyuman di wajahmu, membuatku terdiam dan terpaku…

“Halo kak, hoaamm…” jawab Kevin malas-malasan.

“Keluar, aku ada di depan rumahmu!” balas Ruki.

“Cepat banget kak…”

Tut.. Tut…

“Aishhh orang ini menjengkelkan sekali!!” Kevin frustasi sendiri.

Dia pun membuka jendela dan melihat sosok Ruki yang duduk di motor ninjanya, kemudian kembali menutup jendela dan memakai jeket untuk menutupi piyamanya.

“Kau gila ya kak!” teriak Kevin setelah sampai di hadapan Ruki.

“Naik!” perintah Ruki singkat.

“Gak… kau fikir kau siapa memerintahku seenakmu begitu?”

“Jadi maumu apa?”

Kevin menyengir lebar, “Aku yang joki motornya, kita ke pantai melihat matahari terbit!” teriaknya beremangat.

Ruki tersenyum geli dan mengiyakan kemauan Kevin. Kevin mengendarai motor itu dengan kecepatan yang sangat tinggi sehingga membuat Ruki memeluk erat pinggang Kevin.

“Haaaa! Aroma pantai di pagi hari hummm…” teriak Kevin bersemangat dan merentangkan tangannya sambil berlari-lari.

Ruki mendudukkan dirinya di pasir dan menyalakan sebatang rokok namun Kevin merampasnya, “Kau tau kan merokok itu dapat menyebabkan kanker dan sebagainya!” bentak Kevin.

“Cerewet sekali, kau tidak merokok makanya kau tidak tau perasaanku.”

“Salahmu sendiri!”

Ruki berdiri mendekati air laut kemudian membuang kotak rokok yang dia genggam ke tengah laut, “Ini buatmu, mulai sekarang aku tidak akan merokok dan kita jadi kakak-adik.”

Kevin memberikan senyumannya yang merekah dan memamerkan giginya yang indah, “Kenapa mau aku menjadi adikmu?”

“Karena kau special,  aku menyukaimu… suka antara kakak dan adik,” ucap Ruki salah tingkah.

“Benarkah? Apa yang kakak sukai dariku? Pasti karena aku yang terlalu imut hehe…” tanya Kevin bersemangat.

Ruki hanya terdiam dan menghindari tatapan Kevin, Kevin pun kembali berlari membabi buta seperti orang udik yang baru kenal pantai, “Aku juga suka kakak!” teriaknya bersemangat.

“Hn? Apa yang kau suka dariku?” tanya Ruki sambil membalikkan tubuhnya untuk melihat Kevin yang berlari seperti orang kesurupan.

“Kakak itu baik, meskipun berteman dengan orang jahat tapi tetap baik padaku seperti tadi siang, karena sifatmu yang pendiam jadi terkesan cool, aku juga ingin punya bahu bidang dan tubuh tinggi sepertimu hehehe…”

Ruki pun meraih tubuh mungil Kevin dan memeluk kepalanya, “Aku ngantuk, sebaiknya kita lihat matahari terbitnya di apartemenku saja, pagi masih lama.”

“Yosh baiklah!”

Dengan perjalanan kurang lebih 20 menit akhirnya mereka sampai di apartemen Ruki, mereka naik ke lantai 8 tepat di mana kediaman Ruki. Sesampainya di atas, Ruki menyeret kasur tipisnya ke teras apartemennya, “Kita berbaring di sini sambil menunggu mataharinya terbit. Biasanya cukup jelas dan indah.”

Kevin tersenyum lebar dan menerjang kasur tersebut, disusul Ruki yang duduk di sebelahnya, “Brrr… dingin,” ucap Kevin.

Ruki melepas jeketnya dan menutupi tubuh Kevin, “Hm… nyaman hehe..” gumam Kevin dan membaringkan kepalanya di atas paha Ruki. Ruki mengusap lembut rambut Kevin, mereka saling tersenyum salah tingkah dan diselimuti keheningan.

Saat Kevin memejamkan matanya mencoba untuk tidur, tiba-tiba dia merasakan benda kenyal dan lembab menyentuh bibir merahnya, “A-aah… kak…” ucap Kevin salah tingkah saat memergoki Ruki mengecup bibirnya diam-diam.

“Maaf… bibirmu terlalu menggoda…” ucap Ruki dengan suara seraknya.

Mata sapphire Kevin menatap Ruki dalam-dalam, kemudian dia mendudukkan dirinya di paha Ruki, “Kak… apa yang kau sukai dariku?” tanya Kevin dengan wajah mulai merona.

“Matamu…” desis Ruki pelan dan mempertipis jarak wajah mereka sehingga hidung mereka bersentuhan, tatapan Kevin berubah menjadi sayu dan pasrah, Ruki lebih mendekatkan wajahnya dan…

CUP…

Bibir mereka bersentuhan, perlahan Ruki menggerakkan bibirnya dan melumat bibir Kevin lembut. Kevin memejamkan matanya dan meletakkan tangannya di dada Ruki. Perlahan Ruki membaringkan tubuh Kevin dan menindihinya.

Mata biru sapphire bertemu dengan mata hitam onyx, tatapan yang semakin membuat mereka larut dalam suasana. Bibir pucat Ruki menjelajahi leher jenjang Kevin,  tangannya melucuti pakaian Kevin dan pakaiannya perlahan. Kevin memejamkan matanya rapat saat bibir itu menyusuri seluruh tubuhnya, “Eeekkhhh…. Geli sekali kak… emmhhh…” desah Kevin yang membuat Ruki semakin kehilangan kesadarannya.

Tangan Ruki bergerak agresif di kejantanan Kevin sehingga cairan cinta itu keluar dan membasahi tangan Ruki. Tidak puas dengan menaklukkan pasangannya, Ruki pun memasuki lubang Kevin. Desahan dan erangan keras mereka terdengar begitu nikmat pagi itu, apalagi saat mereka mencapai klimaks tubuh mereka seakan melayang ke surga. Ruki menghempaskan tubuhnya yang lelah dan berkeringat ke kasur, “Apa yang barusan kulakukan…” ucapnya lirih dan penuh penyesalan.

Kevin masih terpaku dengan wajah yang memerah, dia masih belum percaya dengan apa yang baru saja dia lakukan, “Ka-kak… tadi kita…”

Namun Ruki memotong perkataannya dengan kasar, “Anggap saja tidak pernah terjadi, sekarang kau pulang dan jangan pernah menemuiku lagi.”

Mata biru itu menatap nanar dan shock, dia tidak menyangka kata sepahit itu yang dikeluarkan Ruki setelah kenikmatan yang baru saja dia berikan. Kevin memejamkan matanya kuat sehingga menumpahkan air mata, “Apa maksudmu? Kau hanya memanfaatkanku heh? Setelah kau merenggut ciuman pertama dan keperjakaanku kau mau membuangku heh?”

“Aku memang begitu, kau baru tau heh?”

Dengan kesal Kevin meraih pakaiannya, berjalan pincang menuju pintu dan membanting pintu itu penuh emosi.

“AKU BUKAN GAY AAARRGGHHH!!!” teriak Ruki frustasi.

-0-0-0-0-0-0-0-

“Bos sudah, jangan terlalu banyak minum, nanti kami yang repot,” bujuk Yuda pada Ruki yang sudah minum 5 gelas wine di sebuah bar.

“Aku bukan gay… kau tau kan kalau selama ini aku selalu tidur dengan  gadis cantik…” kata Ruki dengan suara yang tidak beraturan.

“Iyalah bos… siapa yang bilang kau gay! Hahaha,” jawab Andre dengan tertawa geli.

“Tapi kenapa bisa aku jadi nafsu nidurin tuh cowok!” teriak Ruki, sontak orang di bar langsung menatap ke arah mereka.

“E-eh… bos ngomong apa?”

CUP…

Tiba-tiba Ruki mengecup bibir Yuda yang duduk di sampingnya, “Tuh biasa saja! Gak ada feel aneh, aku bukan gay tau! Tapi… kenapa berciuman dengan cowok itu membuatku gugup? Aaarrgghhh aku tidak waras!!!”

Yang dicium langsung pingsan, begitu pun Ruki yang mabuk berat juga langsung ambruk.

-Apartemen Ruki-

Ruki membuka matanya yang berat, “Aaakh… kepalaku sakit sekali.”

Terlihat keempat anak buahnya duduk di pinggiran kasurnya, “Bos… sudah baikan?” tanya Dicky.

“Hn…”

“By the way, beneran kau ML sama cowok?”

Ruki langung menatap sinis ke Aldo yang bertanya, “Cih… kabar burung sialan, kalian percaya dengan gosib begitu?”

“Ini bukan masalah gosib bos, tapi kau sendiri yang mengatakannya saat mabuk tadi,” kata Andre.

“Yaa… k-kau tau sendiri kan kalau orang mabuk memang suka bicara hal yang aneh,” elak Ruki.

“Biasanya orang mabuk akan jujur membongkar rahasianya,” sindir Yuda.

“Cari mati kau heh?” ancam Ruki sambil mencekram baju Yuda.

“Bahkan Yuda saja jadi korban ciumanmu,” ucap Dicky prihatin.

Ruki langsung melepaskan cengkramannya, “Kau sudah ketangkap basah bos…”

“ANJ*NG! sebejad apapun aku, aku bukan homo! Najis! Keluar kalian semua, kalian membuatku frustasi saja!”

Dan mereka berpempat pun lari dengan cepat ke luar sebelum mati.

“Aku bukan gay… tapi… aku sayang dia aaarrrgghhh sial!!!” umpatnya.

Di sisi lain, di kediaman Kevin. Dia hanya meringkuk di kamar semenjak kejadian itu, ‘Seharusnya aku melakukan itu dengan orang yang aku cintai… bukannya dengan orang asing sebejad dia!’ batin Kevin. Dia seperti mayat hidup, bernyawa tapi tidak memiliki emosi, tidak mau makan, mandi, atau bertemu siapapun.
Menatap indahnya senyuman di wajahmu, membuatku terdiam dan terpaku…

Klik! Kevin langsung mematikan HPnya yang mendapat panggilan dari Ruki. HP itu kembali berbunyi lagi dan lagi, tapi kembali Kevin matikan, “Bastard…” desisnya.

“HEI AKU ADA DI TERAS! KELUARLAH!”

Kevin mencoba merangkak, dia tidak bisa berdiri lagi karena tubuhnya yang tidak makan selama seminggu jadi begitu lemah, dia mencoba menghintip pemuda yang berdiri di depan rumahnya.

“MAAFKAN AKU, KUMOHON! AKU TIDAK PERNAH MEMOHON SEPERTI INI SEBELUMNYA,” teriak Ruki, Kevin hanya menatap sinis.

“Aku ingin engkau slalu, hadir dan temani aku di setiap langkah yang meyakiniku kau tercipta untukku sepanjang hidupku.”

Ruki mencoba menyanyikan singkat lagu kesukaan Kevin, dan kali ini dia berhasil membuat senyum indah Kevin kembali mengembang. “Naiklah!” teriak Kevin dari loteng kamarnya.

Dengan cekatan Ruki memanjat tiang kokoh tersebut dan berhasil berada di tempat tujuan, “Maaf… aku terlalu munafik untuk mengakui perasaanku, tapi aku benar-benar menyayangimu, kau membuatku gila, hanya kamu laki-laki yang bisa membuatku gelisah, menangis dan bisa merasakan getaran aneh di dadaku saat mencumbumu,” ucap Ruki sambil menangkup kedua pipi Kevin.

“Aku tidak tau tentang perasaanku padamu, tapi aku ingin membunuhmu saat kau mencampakanku.”

Ruki tersenyum lebar dan memeluk kepala Kevin dengan hangat, dia kecup rambung pirang itu dan mengusapnya penuh perasaan, “Tidak akan… Aku akan selalu ada buatmu dan menjagamu.”

“Aku punya satu permintaan.”

“Apa?”

“Berhentilah menjadi bad boy, melakukan hal yang merugikan banyak orang. Demiku, maukah kau berubah my guardian angel?”

“Tentu…” Ruki mencium lembut kening Kevin.

“By the way… aku belum mandi selama seminggu,” kata Kevin dengan cengiran innocentnya.

“Hei… pantas saja kau bau sigung! Dasar bau!” Ruki pun menggendong tubuh mungil Kevin ke kamar mandi, mereka mandi dan melakukan ‘you know what’.

-0-0-0-0-

Dua tahun hidup bersama, tentu tidak sebentar, begitu banyak rintangan dan masalah yang mereka hadapi yang menyebabkan hubungan mereka putus sambung namun mereka tetap bertahan. Dan hari ini adalah anniversary mereka yang ke dua tahun, Kevin berlari dengan cepat ke arah apartement Ruki setelah dia keluar dari bus way.

Di sisi lain, di apartement Ruki, dia mendapatkan tamu yang tidak di undang, “Buat apa kau datang hn?” Tanya Ruki pada gadis cantik bagaikan model yang ada di hadapannya.

“Sebaiknya kita bicarakan di dalam, aku sangat haus,” kata gadis yang bernama Ratna tersebut sambil melepas kacamata hitamnya, mendorong dada Ruki dan menutup pintu.

“Anakmu bagaimana? Apa uang yang aku kirim bulan ini kurang?”

“Anakku? Dia anak kita, ingat. Tidak ada yang kurang, hanya saja aku merindukan sentuhanmu~” kata gadis itu sambil mendorong Ruki ke kasur dan duduk di perutnya.

“Gadis liar, aku tidak ingin bermain denganmu.”

Namun Ratna malah membuka baju dan bra’nya sehingga menampakkan tubuh indah nan molek, Ruki menelan air liurnya kemudian mencumbu gadis sexy yang duduk di atasnya tersebut.

Kreaak…

Kevin langsung membatu ketika melihat Ruki bersama gadis bugil itu, “Bastard!” teriaknya dan kemudian berlari.

*END FLASHBACK*

Kevin berlari menyebrangi jalan, namun langkahnya berhenti ketika mendengar suara merdu yang dialunkan Ruki…

Lihatlah luka ini yang sakitnya abadi
 Yang terbalut hangatnya bekas pelukmu
 Aku tak akan lupa tak akan pernah bisa
 Tentang apa yang harus memisahkan kita

 Di saat ku tertatih tanpa kau disini
 Kau tetap ku nanti demi keyakinan ini
 Jika memang dirimulah tulang rusukku
 Kau akan kembali pada tubuh ini
 Ku akan tua dan mati dalam pelukmu
 Untukmu seluruh nafas ini

 Kita telah lewati rasa yang pernah mati
 Bukan hal baru bila kau tinggalkan aku
 Tanpa kita mencari jalan untuk kembali
 Takdir cinta yang menuntunmu kembali padaku

 Di saat ku tertatih tanpa kau disini
 Kau tetap ku nanti demi keyakinan ini

 Jika memang kau terlahir hanya untukku
 Bawalah hatiku dan lekas kembali
 Ku nikmati rindu yang datang membunuhku
 Untukmu seluruh nafas ini

 Dan ini yang terakhir (aku menyakitimu)
 Ini yang terakhir (aku meninggalkanmu hooo..)
 Tak kan ku sia-siakan hidupmu lagi
 Ini yang terakhir, dan ini yang terakhir
 Tak kan ku sia-siakan hidupmu lagi

 Jika memang dirimulah tulang rusukku (terlahir untukku)
 Kau akan kembali pada tubuh ini (bawa hatiku kembali)
 Ku akan tua dan mati dalam pelukmu
 Untukmu seluruh nafas ini
(Last child feat Giselle, seluruh nafas ini)

GRRRRRKKK DUAAAKKK…..
Kevin membalikkan tubuh, namun naas, dia hanya bisa mendapati tubuh Ruki yang berlumur darah karena dilindas truk yang remnya blong. Dengan tubuh bergetar Kevin berlari, “RUKI!!!” teriaknya histeris saat melihat kekasihnya dan beberapa kendaraan lain berhamburan, Ruki masih bernafas dan menatap Kevin sayu. Tangannya masih ada di bawah ban truk, Kevin yang histeris berusaha menyelamatkan Ruki yang terjebak, “Cu-cukup… akuh… ekkh hanya ingin memberikan ini,” tangan kanan Ruki merogoh kantungnya dan menyerahkan kotak merah mungil.

“Ruki bertahanlah… kumohon…” Kevin mengambil kotak merah yang Ruki berikan ternyata isinya sepasang cincin, “Maafkan aku, tolong peluk aku…” ucap Ruki dengan suara yang berat. Dengan cepat Kevin memeluk kepala Ruki dan dia pun menutup matanya perlahan dan menghembuskan nafas terakhirnya. Tangis Kevin langsung bergemuruh, bahkan tangisan pun tak dapat mengungkapkan Rasa sedihnya saat itu.

END

1 komentar:

  1. Irfan:Mulai tgl 01 Des 2014,Cari teman yg betul2 serius&g buat maen2 yg umur nya 12-17 thn khusus SMP cowox Gay/Normal se Indonesia & 18,19&20 thn,selain umur diatas tdk melayani, selama 24 jam nonstop.(Jakarta,Tangerang,Bogor,Banteng,Pati,Jepara,Klaten,Demak,Cirebon,Cianjur,Garut,Gresik,Ngajuk,Ngawi,Malang,Blitar,Surabaya,Purbangglinga,Purbolinggo,Purwakarta,Purworejo,Wonogiri,Semarang,Magelang,Muntilan,Jogjakarta,Bantul,Sleman,Bonjornegoro,Trenggalek,Madura,Madiun,Salatiga,Solo,Boyolali,Kupang,Mataram,Subang,Aceh,Medan,Bengkulu,lampung,Riau,Batam,Bangka Belitung,Lampung,Palembang,Banjarmasin,Pontianak,Palangkarya,Palu,Kendari,Ambong,Jayapura,Biak,Malaysia,&Luar Negeri)^

    BalasHapus